Bank Indonesia
mengungkapkan bahwa indikator tingkat kewirausahaan di Indonesia masih
rendah. Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah
wirausahawan di dalam negeri.
Sumber
Deputi Gubernur BI, Halim
Alamsyah, menjelaskan bahwa saat ini, tingkat kewirausahaan Indonesia
relatif rendah yakni sekitar 1,56 persen dari jumlah penduduk. Angka ini
lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan
Singapura yang memiliki tingkat kewirausahaan di atas empat persen dari
jumlah penduduk negara-negara itu.
"Negara-negara tersebut
maju dan memiliki tingkat kewirausahaan yang tinggi, sehingga
pertumbuhan ekonominya relatif lebih berkualitas," kata Halim di Gedung
BI Jakarta, Senin 3 September 2012.
Menurut Halim, salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kewirausahaan di Indonesia, karena rendahnya tingkat entrepreneurship. Kondisi
itu bisa digambarkan melalui antrean panjang pelamar lowongan kerja
pegawai negeri sipil (PNS), meski jumlah lowongannya relatif terbatas.
"Hal yang sama juga
terjadi di BI pada tahun ini. Untuk penerimaan pegawai level asisten
manajer dengan jumlah lowongan sebanyak 150 orang, namun pelamarnya
mencapai lebih dari 100 ribu orang," ujarnya.
Halim melanjutkan,
kondisi ini mengindikasikan bahwa lulusan perguruan tinggi cenderung
memilih sebagai pencari kerja daripada pencipta lapangan pekerjaan. Hal
tersebut mungkin disebabkan sistem pendidikan yang diterapkan di
perguruan tinggi saat ini berfokus pada penyiapan mahasiswa yang cepat
lulus dan mendapatkan pekerjaan.
Sementara itu, pengusaha
Ciputra juga mengatakan bahwa Indonesia memerlukan sedikitnya empat juta
pengusaha untuk bisa mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di
Tanah Air.
"Kemunculan para
pengusaha otomatis membuka peluang adanya lapangan pekerjaan. Semakin
banyak lapangan kerja, semakin mengurangi pengangguran, dan meningkatkan
kesejahteraan di Indonesia," kata Ciputra.Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar