Jumat, 28 September 2012

Wirausaha, Fokus pada Penjualan

 Berwirausaha, apakah itu dalam bidang jasa atau memproduksi barang, selalu ada sesuatu yang dijual. Penjualan akan menghasilkan uang bagi wirausahawan. Salah satu masalah yang sering ditemui ketika seseorang memulai usahanya adalah belum mengetahui cara yang tepat dalam menjual atau menawarkan produk yang dimilikinya. Akibatnya, tentu saja usaha menjadi tidak berkembang.
Dalam bahasa sederhana, Tung Desem Waringin, konsultan dan penulis buku marketing, bisnis berarti menawarkan sesuatu. Menurut Tung, dalam menawarkan sesuatu ada lima hal yang harus diperhatikan.
Pertama, penawaran itu harus menarik. Untuk mengetahui apakah penawaran yang kita berikan kepada konsumen menarik atau tidak, perlu mengukurnya dengan membandingkan penawaran lain. Selain itu, perlu membangun kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan dari konsumen dapat dibangun dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan memberikan garansi kepada pembeli sehingga pembeli merasa aman dan tidak menanggung risiko ketika membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Langkah selanjutnya, pebisnis perlu menyampaikan keterangan mengenai apa yang dijual dengan tepat. "Hanya dengan memberikan penjelasan tentang proses produksi, orang akan lebih tertarik untuk membeli. Semisal, air mineral ini diproses melalui sekian kali penyaringan," jelas Tung.
Penawaran ini juga harus disampaikan kepada sasaran yang tepat. "Menawarkan sebuah mobil mewah dengan potongan harga 50 persen kepada pengemis di pinggir jalan tidak akan laku karena tidak tepat sasarannya. Dia tidak akan membeli walaupun mobil itu ditawarkan dengan potongan harga besar," kata Tung lagi.
Terakhir, atur pasokan dan permintaan agar ada kelangkaan sehingga barang yang ditawarkan dicari-cari. "Jika kita berbisnis dan penjualan belum maksimal, coba periksa, mungkin ada salah satu dari lima poin itu yang salah. Bisa jadi salah pasar atau penyampaiannya kurang tepat," kata pria berkacamata yang memiliki beragam bisnis mulai dari pelatihan hingga batubara ini.
Hal senada disampaikan oleh Peni Pramono, penulis berbagai macam buku mengenai usaha kecil dan menengah UKM. Menurut Peni, pengusaha harus benar-benar menaruh perhatian pada pemasaran produk.
"Karena pemasaran akan menghasilkan penjualan dan penjualan akan menghasilkan perputaran roda usaha. Oleh sebab itu, dua pertiga upaya dari pemilik usaha adalah memikirkan cara-cara pemasaran. Dari dua pertiga perhatian itu, dua pertiganya lagi difokuskan pada cara penjualan produk. Penjualanlah yang mampu langsung membuat kas usaha bertambah. Semua usaha perlu kas untuk bergerak," kata Peni yang juga membuka kursus akuntansi untuk UKM ini.
Peni mengakui, membangun sebuah usaha mandiri tidak mudah. Membangun usaha memerlukan waktu, fondasi, dan rancang bangun. "Produk yang tidak layak beli tidak bisa dipakai untuk membangun usaha. Produk itu hanya bisa dipakai untuk mencari uang," katanya.
Dia menekankan, dalam membangun usaha, produk tidak harus sempurna, tetapi harus layak beli. Dari layak beli bisa terus dikembangkan untuk membangun dinding demi dinding. Semakin hari produk semakin dihargai, meskipun berubah rupa, tetap memiliki jiwa yang sama, yaitu layak beli.

Melawan hambatan mental
Walaupun tidak mudah, banyak orang yang ingin membuka usaha untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi, sukses berbisnis memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang menjadi tantangan dalam menjalankan usaha ini.
"Sering ada mental block yang terkait dengan sistem kepercayaan dalam diri seseorang. Hal ini terkait dengan masa lalu, menurut apa yang didengar, apa yang dirasa dan dilihat seseorang," ujar Tung.
Dia menjelaskan, seseorang yang berkomunikasi dengan dirinya sendiri tentang bisnis dan memiliki pandangan yang salah tidak akan dapat mewujudkan mimpinya menjadi wirausahawan. Seperti apa pun dia mengikuti pelatihan, tidak akan melangkah maju untuk berusaha jika halangan mental ini tidak disingkirkan.
Misalnya ada orang yang bertanya pada dirinya, bagaimana kalau berbisnis dan akhirnya rugi? Dia akan diliputi ketakutannya sendiri. Berbeda dari orang yang bertanya pada dirinya dengan pertanyaan serupa tetapi tidak sama, kalau saya tidak berwirausaha sekarang apa ruginya? Apa untungnya? Kalau berwirausaha sejak muda apa untungnya, kalau wirausaha yang dijalankan berhasil tentu akan dapat menikmati, dan jika gagal akan memiliki waktu lebih panjang untuk memperbaikinya.
Selain pertentangan dalam diri, persaingan usaha menjadi salah satu momok dalam berusaha. Peni berpendapat, walaupun struktur bisnis UKM sederhana, menggeliatkan usaha bukanlah hal yang sederhana. Area usaha UKM tidak jauh-jauh dari apa yang bisa dikerjakan oleh orang pada umumnya. "Itu sebabnya, satu orang sukses bikin keripik, tetangga kiri kanan, depan belakang melirik mencoba-coba juga. Persaingan di tingkat kecil-kecil ini bisa membuat putus asa, karena dengan banyaknya pemain, produk mesti diperkenalkan,” kata Peni.
Pengusaha UKM bisa panik bila akhirnya omzet menurun dan ngos-ngosan untuk menghasilkan penjualan yang nilainya cukup berarti. Jika sudah panik, bisa jadi segala bentuk promosi diiyakan saja tanpa perhitungan matang. Tanpa sempat berpikir apakah ada manfaat dari biaya yang terbayarkan tersebut, apalagi kalau ditambah godaan dari penjaja media iklan yang memberikan iming-iming diskon dan pasang iklan gratis, atau intimidasi bahwa si pesaing memasang iklan yang lebih besar lagi.
Pengeluaran-pengeluaran yang tidak disiplin ini dapat memicu ketimpangan antara pendapatan dan pengeluaran. Semakin besar, semakin memperkecil arus kas dan akhirnya memakan modal. Tetaplah fokus pada penjualan…

sumber

Selasa, 25 September 2012

5 Jurus Dongkrak Penghasilan Jadi Lebih Besar

Ketika jumlah uang yang Anda keluarkan sama atau lebih besar dari pendapatan yang diperoleh, cara paling sederhana untuk membuat keuangan menjadi lebih sehat adalah dengan mengurangi pengeluaran. Sayangnya, mengurangi uang belanja seringkali bukan merupakan solusi tepat.

Jika Anda sudah melihat status keuangan dan menyadari perlunya tambahan pendapatan untuk memenuhi keuangan Anda, kini saatnya mulai berpikir untuk mencari alternatif tambahan pemasukan.

Beruntung, mencari tambahan pemasukan tak selama dan sesulit ketika mengucapkannya. Dengan sedikit perencanaan, tambahan pemasukan bisa saja menghampiri kantong Anda.

Dikutip dari laman moneymanagement, berikut adalah lima ide yang diharapkan bisa menambah pemasukan Anda:

1. Minta kenaikan gaji Berpikir tak biasa ketika berhadapan dengan persoalan tambahan pendapatan mungkin tak membutuhkan skema yang jelimet. Cukup dengan melihat apa yang sudah Anda peroleh selama ini.

Jika posisi Anda di kantor dianggap sudah cukup lama dan pekerjaan yang dilakukan membutuhkan tambahan bayaran, mulailah berpikir untuk meminta kenaikan gaji pada bos Anda. Ingat, ketika meminta tambahan gaji, bersiaplah untuk membuktikan bahwa Anda memiliki peran penting bagi perusahaan.

2. Mulai berpikir bisnis rumahan

Tak masalah jika Anda bekerja paruh waktu atau pegawai tetap. Bisnis rumahan merupakan jalan paling sempurna untuk menambah pendapatan. Memisahkan kehidupan rumah dan kantor memang menjadi tantangannya. Jadi, pikirkanlah matang-matang sebelum memulai bisnis Anda.

Selain itu, pastikan Anda sudah bisa mengelola keuangan ketika memulai bisnis tersebut.

3. Mulai berpikir menjual aset

Definisi aset di sini adalah properti bersifat fisik seperti rumah, kendaraan, surat deposito, atau produk uang lainnya. Jika utang Anda lebih besar dari aset, menjual sejumlah aset bisa menjadi salah satu solusinya.

4. Pertimbangkan bisnis online

Tak masalah jika Anda mulai berbisnis online atau hanya menjual beberapa barang. Pangsa pasar di bisnis online merupakan tempat paling ampuh untuk terhubung dengan pihak pembeli.

5. Mulailah beraksi

Dengan mulai mengakses internet saat ini, banyak ide yang bisa Anda gunakan untuk menambah pemasukan. Mulai dari solusi tambahan pemasukan kreatif hingga tips memperoleh pemasukan jangka panjang. Caranya adalah dengan memilih salah satu tips dan mulai beraksi.

Banyak orang yang gagal di tengah jalan ketika menyadari tambahan pemasukan tak sesuai dengan harapan. Jika Anda merasakan hal ini, sadari bahwa itu merupakan hal lumrah dan bukan hanya Anda yang merasakan hal itu.

Namun, Anda tak bisa terus dihantui perasaan tak terbantu jika menyangkut masalah keuangan Anda. Peluang untuk menambah pemasukan banyak bertebaran dan tergantung pada Anda untuk mencarinya serta mulai beraksi. 


sumber

Senin, 24 September 2012

Memaknai kegagalan

Kegagalan, bukanlah hal yang kita harapkan tapi kegagalan adalah bagian dari sebuah perjalanan dan melekat erat pada segala hal yang memiliki potensi resiko.

Dengan demikian yang menjadi pertanyaan mendasar bukanlah bagaimana "menghilangkan" kemungkinan gagal, tapi bagaimana "meminimalisirnya", hingga kalaupun ahirnya kita harus gagal, kita gagal dengan bermartabat.


dalam konteks "bagaimana meminimalisir kegagalan dalam bisnis" gw punya beberapa masukan :


1. Maknai Kegagalan Lebih Dari Makna Sebuah Keberhasilan.

Sebagian besar dari kita ter-mind set bahwa kegagalan merupakan ahir dari segalanya, banyak yang tidak dapat berdiri lagi ketika suatu waktu mereka jatuh. Cerita ini akan berbeda andai saja mereka belajar untuk berujar "Wow, kegagalan ini manarik, apa yang bisa Saya pelajari dari kegagalan ini" sembari berusaha untuk bangkit dan meneruskan perjalanan.

2. Belajarlah Dari Orang Yang Pernah Mengalami Kegagalan

Percaya atau tidak ada sebuah lembaga di Amerika yang memberikan penghargaan kepada orang-orang yang pernah mengalami kegagalan "terbaik". Ajaib bukan? Itu karena mereka menyadari bahwa pengalaman, khususnya pengalaman mengalami kegagalan adalah sesuatu yang istimewa. Seorang pengusaha gagal mempertahankan bisnisnya yang benilai ratusan juta, Anda tentunya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan nilai kerugian yang sama jika Anda mengetahui dan belajar dari kisah kegagalan pengusaha tersebut bukan? Disisi lainAnda tidak perlu mengeluarkan dana hingga ratusan juta rupiah hanya untuk mengetahui dimana letak kegagalannya, yang Anda butuhkan hanya mencermati dan belajar dari kegagalan itu.

3. Turunkan Standar Maka Anda Akan Merasa Berhasil

Seperti halnya dengan kecantikan, kegagalan juga merupakan hal yang sifatnya relatif. Anda merasa gagal pada satu titik sementara orang lain yang berada pada titik yang sama merasa berhasil. Hal ini disebabkan karena penilaian individu terhadap apa yang dianggapnya sebuah keberhasilan pastilah berbeda-beda. Oleh karena itu ada kalanya Anda perlu sedikit menurunkan standar Anda maka kemungkinan besar anda akan mendapatkan keberhasilan meskipun dalam skala yang lebih kecil bila dibandingkan dengan target yang telah Anda tetapkan sebelumnya.

Well, banggalah sebagai orang yang pernah gagal, karena Anda adalah orang yang dapat menginspirasi orang lain untuk tidah jatuh pada lubang yang sama dan hal ini mengarah kepada kemajuan. Lebih dari itu kalau saja semua hal termasuk kegagalan selalu dianggap serius, kita pasti tidak tau lagi apa lagi yang bisa ditertawakan dalam hidup ini, karena nyatanya OVJ-pun sudah mulai tidak lucu lagi.. :D


DieDearDie 

 

Business Owner Mindset: "Tutup, Bukan Karena Bangkrut!"

Memiliki usaha sendiri adalah impian hampir semua orang. Motivasi pertama umumnya agar adalah mendapatkan kebebasan waktu & uang. Apalagi yang sudah lama bekerja dan merasa tidak mendapatkan gaji yang sepadan, rasanya ingin buru-buru keluar kantor saja.

Sering membaca buku motivasi atau mendengar kalimat “Buka dulu aja bisnisnya, sisanya kita pasrahkan sama Tuhan, nanti juga ada jalannya”, tidak sedikit dari kalimat tersebut yang salah dalam mengartikannya. Kalimat tersebut lebih tepat bagi orang-orang yang hobynya mengamati, mengkonsep dan menghitung "calon" usahanya, namun tidak pernah berani melangkah. Tapi jika kita tidak benar-benar paham apa yang sedang kita jalankan, tunggu saja datangnya kesalahan-kesalah yang sesungguhnya tidak perlu kita lewati. Eiiitss… bukan berarti kesalahan itu di”haram”kan bagi seorang pengusaha, kesalahan itu diperlukan untuk tumbuh. Maksud saya disini adalah, seorang pengusaha harus memiliki management resiko yang baik.


Seringkali saya melihat seorang wirausaha yang memulai bisnisnya dari kecil terjebak dalam kesibukan tiada henti setiap harinya, tapi tidak mendapatkan margin yang diharapkan. Dan akhirnya bisnisnya tutup karena lelah berkompetisi dengan pemain lain dengan bisnis sejenis, atau lelah karena jenuh akan rutinitas-rutinitas yang sebetulnya dengan mudah bisa dihilangkan.


Knowledge yang tidak dikembangkan secara konsisten, akan berpengaruh juga terhadap bisnis kita. Visi yang tidak dibentuk dengan jelas dalam membangun bisnis, juga bisa membuat kita terjebak dalam rutinitas yang tidak membawa kita pada kemajuan.


Sebagai entrepreneur, kita harus sadar bahwa, jika kita mampu melihat potensi dari sebuah bisnis yang kita pilih. Meskipun bisnis itu unik pada saat kita jalankan, cepat atau lambat satu persatu kompetitor akan bermunculan sebagai follower dari bisnis kita, apalagi bisnis yang kita jalankan mudah sekali ditiru orang lain. Nah, sebelum semua itu terjadi, kita harus memiliki inovasi-inovasi yang pamungkas agar persaingan dalam bisnis yang kita jalankan tidak lagi relevan. Biarkan follower selamanya tetap jadi dibawah kita, biarkan mereka mendapatkan market dari pasar yang tidak lagi bisa kita cover.


Jangan lupakan hal terpenting lainnya, sebagai seorang entrepreneur, memilki waktu yang berkualitas untuk berfikir dan bertumbuh adalah hal yang sangat sangat sangat penting. Dua hal tersebutlah yang bisa membuat “kepala” kita mampu menghasilkan ide-ide yang luar biasa. Bagaimana kita bisa melakukan itu semua jika kita masih menjadi orang yang ada didalam system bisnis kita sendiri, yang umumnya membuat kita sibuk mengurusi hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita tangani sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah membangun sebuah system, lalu berada diatas system yang kita buat.


Semua kesibukan-kesibukan yang biasanya kita lakukan setiap hari, kita serahkan kepada orang-orang yang kompeten dibidangnya. Serahkan pada karyawan-karyawan kita, buat lah SOP (System Operating Procedure) yang akan menjadi rel bagi mereka dalam melakukan aktivitas dibisnis anda sesuai yang anda inginkan. Bentuklah SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas melalui setiap meeting yang anda buat. Beritahukan kepada mereka visi & misi anda terhadap perusahaan, karena saya pastikan mereka tidak akan pernah tau 100% apa yang anda inginkan atas apa yang mereka kerjakan untuk anda. Anda perlu sampaikan semuanya di dalan meeting, mulai dari hal yang sepele sampai hal terpenting.


Pengusaha yang terjebak dalam rutinitas yang membosankan setiap harinya biasanya tidak tau bagaimana terlepas dari itu semua. Dan umumnya berakhir tutup karena merasa apa yang dilakukan tidak sebanding dengan omset yang dihasilkan. Jika anda bagian dari yang seperti ini, hari ini saat yang tepat untuk berubah, tidak harus menunggu besok, lusa…apalagi bulan depan. Jangan pernah menunda-nunda atas sesuatu yang membawa manfaat terhadap masa depan kita.


Apabila bisnis anda telah tutup… mari kita berbisnis lagi dan menantang dunia dengan pola yang jauh lebih baik…

Selalu ada kendala dalam setiap perubahan, carilah alasan untuk melakukan perubahan, bukan alasan untuk bertahan atas ketidak-majuan.


Fajarmosta

Mau Buka Usaha, Coba Pahami Beberapa Hal Ini

Kamu mau buka usaha? Jika iya, patut dipahami apa yang akan kita bahas di artikel ini. Dalam suatu survey yang dilakukan oleh New York Times 2011, didapat hasil mengenai kesalahan-kesalahan pelaku usaha Amerika Serikat yang menutup usahanya. Secara garis besar, kesalahan tersebut terkait  dalam pengelolaan keuangan, menentukan dan menjalani strategi marketing serta strategi produksi.
 
Salah dalam memproyeksi keuangan
Dalam mengelola uang harus tepat dalam memproyeksi mengenai arus kas di waktu mendatang. Kamu harus benar-benar mengetahui tentang prilaku pelanggan dan kondisi pasar karena ini akan sangat mempengaruhi arus kas usaha kamu di waktu mendatang. Kamu memiliki antisipasi yang tepat jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap usaha kamu.

Kurang tepat mengerti target pasar.
Jika kamu memiliki produk yang bagus dan berkualitas, namun jika kamu tidak begitu mengerti terhadap target pasar yang ingin diraih, maka ini akan menjadi masalah besar terhadap diterimanya produk kamu di pasar. Ada 2 aspek utama dalam memahami target pasar, yaitu apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka inginkan. Tentu ini merupakan aspek yang kelihatan sama tetapi berbeda dan saling berkaitan. Untuk itu kamu harus memenuhi terlebih dahulu apa yang mereka butuhkan dan ini perlu kerja cerdas untuk membaca mengenai situasi ekonomi saat itu dan bagaimana prilaku target pasar. Jika kamu salah mengerti, ini akan menjadi kabar buruk bagi keberlangsungan usaha kamu.

Over promise terhadap harapan pelanggan
Kamu mungkin sering menjanjikan banyak hal kepada banyak pelanggan mengenai harapan mereka, namun coba tanyakan terlebih dulu pada diri kamu dan tim, apakah kamu bisa melakukannya?Apakah tim siap untuk memproduksinya? jika tidak, maka ini akan sangat buruk terhadap pelayanan ke pelanggan. Jika banyak janji yang pernah diungkapkan ke pelanggan tidak terpenuhi, maka kamu akan siap-siap kehilangan pelanggan.

Kurang tepat dalam menghitung ongkos produksi.
Tidak salah jika kamu ingin memberikan produk berkualitas tinggi ke masyarakat. Tapi hati-hati, kamu harus benar-benar jeli mengenai pengelolaan ongkos produksi dan strategi harga yang akan digunakan. Jika kamu menetapkan harga yang relatif tinggi dibanding kompetitor tentu pelanggan akan berpikir berulang kali untuk membeli produk kamu dan jika kamu ambil margin keuntungan yang tipis terhadap setiap penjualan produk, maka ini akan berimbas terhadap BEP ongkos produksi yang telah digunakan dan kestabilan usaha kamu.

sumber

Minggu, 23 September 2012

Pedagang Kelontong Juga Harus Melek Manajemen

KEDIRI, KOMPAS.com - Para pedagang kelontong di Kota Kediri, Jawa Timur didorong mempunyai kemampuan manajemen usaha yang baik agar dapat bertahan dan bahkan mampu bersaing di dunia usaha yang semakin ketat. Pemerintah setempat melalui Kantor Pelayanan dan Perizinan bekerjasama dengan pihak swasta saat ini tengah menggembleng para pedagang melalui pelatihan tentang pengelolaan usaha berbasis manajemen dan pelayanan untuk pengembangan usaha.
"Mereka adalah pilot project. Harapannya mereka dapat bersaing dan usahanya berkembang sehingga dapat menjadi motivasi bagi pedagang lainnya," kata Agus Suhariyanto, kepala KPP Pemkot Kediri, Jumat (21/9/2012).
Pelatihan tersebut, kata Agus Suhariyanto, saat ini hanya diikuti oleh 70 orang pedagang, namun akan terus dikembangkan hingga dapat menjangkau 5.000 pelaku usaha kecil yang ada di Kota Kediri.
Untuk mewujudkannya, pemerintah menggandeng peritel yang sudah berkecimpung di dunia usaha ini. Model kerjasamanya yakni pemkot akan memfasilitasi permodalannya melalui dana bergulir, sementara peritel dalam tataran teknis pengelolaan usahanya.
"Kita yang bertugas memberikan pengetahuan bagaimana mengelola bisnisnya, misalnya pada cara mengelola stok dan uang hingga cara men-display barang," kata Agus Toto Ganeffian, manager Govrel PT Sumber Alfaria Trijaya dengan brand Alfamart.
Agus mengatakan, selama ini pihaknya juga aktif memberikan pendampingan kepada para pedagang kelontong karena memandangnya bukan merupakan pesaing. Ia melihatnya sebagai mitra yang dapat berkembang bersama. "Kita sejalan dengan keinginan mendorong perekonomian masyarakat," katanya.

sumber

Wirausaha Kurangi Kemiskinan

MAKAU, KOMPAS.com - Kewirausahaan menjadi salah satu kunci masa depan Asia dan Pasifik. Dengan dukungan pasar domestik yang besar dan kesempatan untuk kembali tumbuh semakin besar ketika pasar global pulih, kewirausahaan memberi dukungan strategis dalam mengurangi kemiskinan di Asia.
Hal itu mengemuka dalam Asia Entrepreneurship Forum di Makau, Kamis (20/9/2012), seperti dilaporkan wartawan Kompas Benny D Koestanto. Forum yang digelar Enterprise Asia—sebuah lembaga nirlaba di bidang kewirausahaan di Asia Pasifik—itu dihadiri lebih kurang 200 peserta dari kawasan Asia Pasifik. Mereka terdiri dari wakil pemerintah, penggerak sektor usaha kecil dan menengah, serta sejumlah ekonom.
”Secara esensial, kewirausahaan punya potensi untuk mengurangi kemiskinan. Sebab, kewirausahaan juga mempunyai akses untuk menumbuhkembangkan pendidikan dasar dan pelatihan sekaligus membuka kesempatan kerja,” kata Pemimpin Enterprise Asia, Tan Sri Dr Fong Chan Onn.
Bank Dunia dalam laporan Capturing New Sources of Growth, Mei 2012, mengungkapkan, sepertiga penduduk di kawasan Asia Timur dan Pasifik atau sekitar 500 juta orang masih hidup dalam kemiskinan.
Hanya saja, akibat krisis perekonomian global tahun 2008 yang berlanjut pada akibat turunan dari krisis utang di Uni Eropa sejak tahun lalu, tingkat pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik melambat. Perekonomian kawasan itu tumbuh sekitar 8,2 persen pada tahun 2011 (4,3 persen jika tidak memperhitungkan China), turun cukup dalam dari tingkat pertumbuhan tahun 2010 yang hampir mencapai 10 persen (7,0 persen tanpa China).
Chan Onn, yang merupakan Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia dalam kurun waktu 1999-2008, menyatakan, kebijakan pemerintah tidak dapat berdiri sendiri.
Salah satu pengusaha asal Indonesia yang hadir, Syahrial Yusuf, menyatakan, forum seperti Asian Entrepreneur Forum menjadi tempat yang pas untuk berbagi pengalaman dan menjalin hubungan. Presiden Direktur PT Nusa Groupindo dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia itu mengaku kemungkinan jalinan kerja sama datang lewat forum-forum sejenis. 

sumber

Peluang Bisnis Camilan Jamur dan Jagung

KOMPAS.com - Bisnis camilan berbahan baku jamur dan jagung memang menggiurkan. Tak heran, bila banyak pemain meramaikan bisnis ini. Salah satunya adalah Muhammad Tajib yang mengusung bendera usaha Healthy Food Inside di Wonosobo, Semarang, Jawa Tengah. Bisnisnya ini menawarkan menu camilan jamur krispi dan jagung serut aneka rasa , seperti barbeque dan mayones. Untuk minumannya tersedia aneka pilihan jus buah.
Dalam usahanya ini, jamur krispi menjadi menu andalan Tajib. Ia mengklaim, sebagai pionir jamur kripsi asal Semarang. Harga makanan dan minuman tersebut dibanderol mulai Rp 3.500 hingga Rp 8.000 per porsi. "Kami menyasar masyarakat menengah ke bawah," kata Tajib yang merintis usaha sejak 2009 ini.
Kini, bisnis Tajib telah berkembang lewat sistem kemitraan, dengan jumlah 30 mitra. Mereka tersebar di Semarang, Kudus, Purworejo, dan Majalengka. Awalnya, Tajib memiliki lima gerai milik sendiri di Semarang. Namun belakangan, gerai itu dijualnya kepada mitra dan memilih fokus memproduksi bahan baku untuk dijual kepada para mitranya.
Bagi yang berminat, Tajib menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 5 juta. Mitra akan mendapatkan satu outlet, perlengkapan dan resep makanan. Mitra juga akan mendapatkan training pembuatan makanan dan pengelolaannya. "Kami dari pusat akan menjual bahan tepung saja," ujar Tajib.
Mitra dibolehkan memakai brand sendiri. Selain itu, kerjasama ini tidak memungut franchise fee dan royalti fee. Untuk lokasi usaha harus berada di tempat-tempat keramaian, seperti dekat pemukiman penduduk, pasar, dan sekolah. Ia menargetkan, omzet mitra rata-rata Rp 300.000 - Rp 500.000 per hari. Dengan omzet tersebut, mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu lima bulan.
Tajib menjanjikan, dengan menjual dua produk sekaligus, peluang mitra untuk meraih target omzet itu terbuka lebar. "Mitra bisa mengantongi omzet yang besar, sehingga usahanya bisa terus berjalan dan berkembang," katanya. Menurut Tajib, sistem kemitraan yang dijalankannya ini tidak mengikat mitra. Intinya, jika mitra mengalami kesulitan, kantor pusat siap membantu.

sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/09/01/20251875/Peluang.Bisnis.Camilan.Jamur.dan.Jagung

Ciputra: Indonesia Butuh Orang Kreatif

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha properti kawakan Ciputra menganggap, sekolah di Indonesia kebanyakan mengajarkan teori semata. Untuk bisa bangkit dari keterpurukan, Indonesia harus memperbanyak jumlah pewirausaha sekaligus merombak kurikulum pendidikan.
"Sekolah di Indonesia itu kebanyakan teori, kebanyakan menghafal. Padahal Indonesia butuh orang kreatif sehingga tidak diperlukan kebanyakan teori, tapi langsung praktek," kata Ciputra saat memberikan sambutan Pelatihan Kewirausahaan di kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta, Senin (3/9/2012).
Ciputra memisalkan bahwa untuk bisa pandai berenang, maka calon perenang harus diajarkan berenang secara langsung di kolam, bukan hanya diberikan teori saja. Begitu juga saat belajar naik sepeda motor, maka harus belajar langsung mengendarai sepeda motor.
Untuk mengubah citra pendidikan tersebut, Ciputra menginginkan ada perombakan kurikulum di bidang pendidikan, khususnya ada penambahan mata pelajaran atau mata kuliah tentang wirausahawan. "Kalau perlu menterinya harus seorang wirausahawan. Kurikulumnya harus dirombak. Jangan hanya menghafal saja. Itu tidak perlu," jelasnya.
Begitu pula dengan wirausaha. Masyarakat Indonesia harus diberdayakan dengan pengetahuan dan praktek tentang wirausaha, apapun jenisnya.
Bagi Ciputra, belajar wirausaha adalah belajar sesuatu yang menarik dan menantang. "Dulu saya tidak pernah ranking satu. Jadi selalu saja ada yang lebih pintar dari saya. Tapi ternyata, orang yang menjadi ranking satu itu sekarang menjadi sekretaris saya. Saya menjadi bosnya," kenangnya.
Menurut Ciputra, orang yang terlalu pintar itu hanya menjadi penurut. Mereka tidak mampu dan tidak berani merombak pakem yang sudah ditentukan. Akhirnya mereka menjadi pekerja biasa.
Sementara orang yang biasa-biasa saja namun memiliki kecerdasan emosi (emotional quotient) dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient) adalah ciri khas orang yang sukses menjadi pewirausaha. "Jadi untuk sekolah ini, mereka jangan hanya di tes Intelligent Quotient (IQ) saja. Tapi juga harus EQ dan SQ, biar seimbang. Selain itu wawasan otak kanannya juga harus diperkuat, jangan hanya mengandalkan otak kiri," pesannya.

sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/09/03/11580773/Ciputra.Indonesia.Butuh.Orang.Kreatif

Aryanto, Dulu Loper Koran Kini Bos Rental

KOMPAS.com - Kerasnya hidup sering menjadi motor penggerak seseorang untuk mencapai keberhasilan atau kehidupan yang lebih baik. Seperti yang dialami Aryanto Mangundiharjo. Kerasnya kehidupan di jalanan membawanya menuai keberhasilan.

Lahir dari keluarga berada tak menjamin orang bisa sukses. Tapi, Aryanto Mangundiharjo membuktikan bahwa kerja keras dan pengalaman jatuh bangun merupakan faktor yang membuatnya sukses walau berasal dari keluarga berada. Berkat keuletan dan belajar dari kegagalan,

ia sukses menjadi pemain rental mobil mewah dengan bendera The Jakarta Limousine.

Saat ini The Jakarta Limousine mampu menghasilkan omzet Rp 300 juta hingga Rp 400 juta per bulan. Selain beberapa hotel bintang lima, Jakarta Limousine juga menjadi rekanan beberapa kedutaan besar seperti Inggris, Korea Selatan, Malaysia, dan China. Ada juga kerja sama dengan BRI dan Bank Indonesia.


Beberapa artis mancanegara seperti Super Junior, Rihanna, dan Justine Bieber pernah menggunakan jasa perusahaan Aryanto. “Selain
rental langsung, saya memasok mobil ke rental-rental mobil mewah ternama,” katanya. Saat ini, ia memang baru memiliki 16 unit mobil mewah bermerek Toyota Alphard, Fortuner, dan Mercedes Benz E Class. Khusus mobil limousine, biasanya dia mendapat pinjaman dari orang kaya.

Lahir dari keluarga berada, ayah Aryanto adalah pengusaha sewa-menyewa alat berat. Adapun ibunya seorang pemasok bahan kue di beberapa pengusaha kue. Tapi, saat kecil, ia lebih suka bermain dengan anak-anak loper koran meski sering dimarahi orang tuanya.


Ternyata pergaulan dengan loper koran memberi makna lain dalam kehidupan Aryanto. “Ada permasalahan keluarga yang membuat saya kabur dari rumah. Saya hidup di jalanan dan menjadi loper koran,” kenang lelaki kelahiran Jakarta, 14 Mei 1976 ini.


Tak cuma itu, setelah sang ayah meninggal, ekonomi keluarganya guncang. Aryanto juga terpaksa meninggalkan bangku sekolah. “Saat itu saya sukses menjadi loper berkat pager. Di antara lipatan koran, saya selipkan nomor pager saya. Dari situ, pelanggan bertambah banyak,” kenangnya.


Dari jerih payahnya itu, Aryanto berhasil menyewa rumah dan mengikuti pendidikan kejar paket. “Karena bosan, usaha loper saya berikan ke adik. Saya memilih menjadi satpam,” katanya. Di saat menjadi satpam, dia belajar menyetir. Akhirnya, dia berani bekerja sebagai sopir di perusahaan air minum. Selanjutnya, ia pindah ke perusahaan Jepang. Karena kerusuhan tahun 1998, perusahaan Jepang itu bubar. Ia menjadi sopir taksi di Blue Bird, lantas hijrah ke Bali menjadi supir taksi eksklusif.


Di Pulau Dewata, selain sebagai sopir taksi eksklusif, Aryanto mendapat tambahan penghasilan sebagai calo mobil sewaan. Dari situ, dia belajar soal bisnis penyewaan mobil. Peristiwa Bom Bali tahun 2002 membuatnya keluar dari pekerjaan dan kembali ke Jakarta dengan uang pesangon sebesar Rp 3 juta. Pada saat yang sama, usaha distributor koran yang dikelola sang adik juga bangkrut.


Bermodal pesangon itu, Aryanto memberanikan diri membuka usaha rental mobil. “Saya tidak punya mobil, cuma modal nomor telepon. Kalau ada order, saya akan cari rental lain,” katanya. Ia mendapat order dari perusahaan obat nyamuk yang menyewa 18 mobil untuk kegiatan di 10 kota selama 3 bulan. Dari order ini, ia mampu membeli mobil Kijang.


Order besar datang lagi dari perusahaan telepon seluler yang meminta 40 unit mobil dengan dibiayai oleh bank. “Saya tidak puas begitu saja dengan bisnis
rental ini. Saya coba menjadi kontraktor,” kenangnya. Sayang, baru menggarap satu proyek di Belitung, Aryanto sudah kena tipu sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara itu, karena ulah karyawan yang nakal, 40 unit mobil sewaannya digelapkan penyewa.

Bangkit dari bangkrut


Utang bank yang menumpuk hingga menyebabkan rumah Aryanto disita. Uang hasil penjualan tanah yang dikelola sang istri lenyap karena kena tipu penjual valas. Tahun 2004, ia bangkrut dan terpaksa tinggal di rumah mertua.


Setahun lebih, Aryanto terpuruk. Pada pertengahan tahun 2006, dia mendapat pinjaman Rp 25 juta dari seorang teman. Bermodal itu, dia merintis usaha penyewaan mobil lagi tanpa kendaraan sendiri. Ia memanfaatkan mobil dari jasa penyewaan lain.


Suatu saat, dari pelanggannya yang warga negara asing, Aryanto mendengar keluhan soal susahnya mencari rental mobil mewah di Jakarta. Dari situ, ia tertarik menjajal bisnis ini. Dia mencari kenalan yang mau menyewakan mobil mewahnya. “Banyak yang mau, sebab untuk kelas Alphard saja, tarif sewa per 12 jam Rp 3 juta. Saya dapat komisi 50 persen,” katanya. Aryanto lantas fokus menggarap penyewaan mobil mewah meski tanpa modal mobil sendiri.


Aryanto akhirnya mendapat order 16 unit mobil mewah dengan masa sewa 10 hari sekaligus. Dalam jangka waktu itu, ia mengantongi untung Rp 270 juta. “Saya langsung beli rumah dan mobil Alphard. Dari modal itu, usaha saya terus bergulir dan kini saya memiliki 16 mobil mewah,” katanya.


 Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/29/09291773/Aryanto.Dulu.Loper.Koran.Kini.Bos.Rental

Tak Pernah Melewatkan Peluang

Alkisah seoran pemuda ingin menikahi gadis cantik, putri seorang petani. Pemuda itu datang pada si petani untuk meminta izin meminang anaknya. Si petani mengamati pemuda itu dan berkata, "Nak, pergilah ke padang itu. Aku akan melepaskan tiga banteng, satu per satu. Kalau kau bisa menangkap ekor salah satu dari tiga banteng itu, kau bisa menikahi putriku." Pemuda itu berdiri di padang, menunggu banteng pertama.
Pintu gudang terbuka dan keluarlah banteng yang bertampang paling sangar dan berukuran paling besar yang pernah dilihatnya. Pemuda itu memutuskan salah satu dari dua banteng yang lain pasti akan lebih baik dari yang satu ini. Dia pun berlari ke pinggir dan membiarkan banteng itu berlalu melewati padang hingga ke gerbang belakang.
Lalu, pintu gudang terbuka lagi. Tak disangkanya. Selama hidupnya, tak pernah dia melihat seekor binatang sebesar dan segalak ini. Banteng itu berdiri sambil mengais-ngais tanah, melenguh, dan air liurnya menetes, sementara matanya menatap tajam pemuda itu.
Bagaimanapun penampilan banteng berikutnya, pasti jadi pilihan yang lebih baik daripada yang kedua ini. Si pemuda pun berlari ke pagar dan membiarkan banteng kedua itu berlalu melewati padang, dan keluar menuju gerbang belakang.
Pintu kembali terbuka untuk kali ketiga. Seulas senyum muncul di wajah pemuda itu. Kali ini banteng yang muncul berukuran kecil dan paling lemah dan kurus kering yang pernah dilihatnya. Si pemuda yakin sekali inilah banteng untuknya. Ketika banteng itu berlari, si pemuda bersiap-siap hendak melompat di saat yang tepat. Dia pun berhasil menangkapnya...tapi sayangnya banteng itu tak punya ekor!
***
Seperti cerita ilustrasi di atas, kehidupan ini penuh dengan peluang. Sebagian peluang akan terasa mudah dan ringan dikerjakan, tapi sebagian lagi akan tampak sulit dan berat. Namun begitu kita melewatkan peluang-peluang itu (seringkali dengan harapan akan mendapat sesuatu yang jauh lebih baik), semua peluang itu justru tidak akan pernah muncul kembali. Maka, berusahalah untuk menangkap peluang yang ada di depan mata, meski kelihatannya sukar dan berat.

sumber :  http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/5699/Tak_Pernah_Melewatkan_Peluang/