Berwirausaha, apakah itu dalam bidang jasa atau memproduksi barang,
selalu ada sesuatu yang dijual. Penjualan akan menghasilkan uang bagi
wirausahawan. Salah satu masalah yang sering ditemui ketika seseorang
memulai usahanya adalah belum mengetahui cara yang tepat dalam menjual
atau menawarkan produk yang dimilikinya. Akibatnya, tentu saja usaha
menjadi tidak berkembang.
Dalam bahasa sederhana, Tung Desem Waringin, konsultan dan penulis buku marketing, bisnis berarti menawarkan sesuatu. Menurut Tung, dalam menawarkan sesuatu ada lima hal yang harus diperhatikan.
Pertama,
penawaran itu harus menarik. Untuk mengetahui apakah penawaran yang
kita berikan kepada konsumen menarik atau tidak, perlu mengukurnya
dengan membandingkan penawaran lain. Selain itu, perlu membangun
kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan dari konsumen dapat dibangun
dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan memberikan garansi
kepada pembeli sehingga pembeli merasa aman dan tidak menanggung risiko
ketika membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Langkah
selanjutnya, pebisnis perlu menyampaikan keterangan mengenai apa yang
dijual dengan tepat. "Hanya dengan memberikan penjelasan tentang proses
produksi, orang akan lebih tertarik untuk membeli. Semisal, air mineral
ini diproses melalui sekian kali penyaringan," jelas Tung.
Penawaran
ini juga harus disampaikan kepada sasaran yang tepat. "Menawarkan
sebuah mobil mewah dengan potongan harga 50 persen kepada pengemis di
pinggir jalan tidak akan laku karena tidak tepat sasarannya. Dia tidak
akan membeli walaupun mobil itu ditawarkan dengan potongan harga besar,"
kata Tung lagi.
Terakhir, atur pasokan dan permintaan agar ada
kelangkaan sehingga barang yang ditawarkan dicari-cari. "Jika kita
berbisnis dan penjualan belum maksimal, coba periksa, mungkin ada salah
satu dari lima poin itu yang salah. Bisa jadi salah pasar atau
penyampaiannya kurang tepat," kata pria berkacamata yang memiliki
beragam bisnis mulai dari pelatihan hingga batubara ini.
Hal
senada disampaikan oleh Peni Pramono, penulis berbagai macam buku
mengenai usaha kecil dan menengah UKM. Menurut Peni, pengusaha harus
benar-benar menaruh perhatian pada pemasaran produk.
"Karena
pemasaran akan menghasilkan penjualan dan penjualan akan menghasilkan
perputaran roda usaha. Oleh sebab itu, dua pertiga upaya dari pemilik
usaha adalah memikirkan cara-cara pemasaran. Dari dua pertiga perhatian
itu, dua pertiganya lagi difokuskan pada cara penjualan produk.
Penjualanlah yang mampu langsung membuat kas usaha bertambah. Semua
usaha perlu kas untuk bergerak," kata Peni yang juga membuka kursus
akuntansi untuk UKM ini.
Peni mengakui, membangun sebuah usaha
mandiri tidak mudah. Membangun usaha memerlukan waktu, fondasi, dan
rancang bangun. "Produk yang tidak layak beli tidak bisa dipakai untuk
membangun usaha. Produk itu hanya bisa dipakai untuk mencari uang,"
katanya.
Dia menekankan, dalam membangun usaha, produk tidak
harus sempurna, tetapi harus layak beli. Dari layak beli bisa terus
dikembangkan untuk membangun dinding demi dinding. Semakin hari produk
semakin dihargai, meskipun berubah rupa, tetap memiliki jiwa yang sama,
yaitu layak beli.
Melawan hambatan mental
Walaupun
tidak mudah, banyak orang yang ingin membuka usaha untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Tetapi, sukses berbisnis memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang menjadi tantangan dalam
menjalankan usaha ini.
"Sering ada mental block yang
terkait dengan sistem kepercayaan dalam diri seseorang. Hal ini terkait
dengan masa lalu, menurut apa yang didengar, apa yang dirasa dan
dilihat seseorang," ujar Tung.
Dia menjelaskan, seseorang yang
berkomunikasi dengan dirinya sendiri tentang bisnis dan memiliki
pandangan yang salah tidak akan dapat mewujudkan mimpinya menjadi
wirausahawan. Seperti apa pun dia mengikuti pelatihan, tidak akan
melangkah maju untuk berusaha jika halangan mental ini tidak
disingkirkan.
Misalnya ada orang yang bertanya pada dirinya,
bagaimana kalau berbisnis dan akhirnya rugi? Dia akan diliputi
ketakutannya sendiri. Berbeda dari orang yang bertanya pada dirinya
dengan pertanyaan serupa tetapi tidak sama, kalau saya tidak
berwirausaha sekarang apa ruginya? Apa untungnya? Kalau berwirausaha
sejak muda apa untungnya, kalau wirausaha yang dijalankan berhasil
tentu akan dapat menikmati, dan jika gagal akan memiliki waktu lebih
panjang untuk memperbaikinya.
Selain pertentangan dalam diri,
persaingan usaha menjadi salah satu momok dalam berusaha. Peni
berpendapat, walaupun struktur bisnis UKM sederhana, menggeliatkan
usaha bukanlah hal yang sederhana. Area usaha UKM tidak jauh-jauh dari
apa yang bisa dikerjakan oleh orang pada umumnya. "Itu sebabnya, satu
orang sukses bikin keripik, tetangga kiri kanan, depan belakang melirik
mencoba-coba juga. Persaingan di tingkat kecil-kecil ini bisa membuat
putus asa, karena dengan banyaknya pemain, produk mesti diperkenalkan,”
kata Peni.
Pengusaha UKM bisa panik bila akhirnya omzet menurun dan ngos-ngosan
untuk menghasilkan penjualan yang nilainya cukup berarti. Jika sudah
panik, bisa jadi segala bentuk promosi diiyakan saja tanpa
perhitungan matang. Tanpa sempat berpikir apakah ada manfaat dari biaya
yang terbayarkan tersebut, apalagi kalau ditambah godaan dari penjaja
media iklan yang memberikan iming-iming diskon dan pasang iklan gratis,
atau intimidasi bahwa si pesaing memasang iklan yang lebih besar lagi.
Pengeluaran-pengeluaran
yang tidak disiplin ini dapat memicu ketimpangan antara pendapatan dan
pengeluaran. Semakin besar, semakin memperkecil arus kas dan akhirnya
memakan modal. Tetaplah fokus pada penjualan…
sumber
Ketika jumlah uang yang
Anda keluarkan sama atau lebih besar dari pendapatan yang diperoleh,
cara paling sederhana untuk membuat keuangan menjadi lebih sehat adalah
dengan mengurangi pengeluaran. Sayangnya, mengurangi uang belanja
seringkali bukan merupakan solusi tepat.
Jika Anda sudah melihat
status keuangan dan menyadari perlunya tambahan pendapatan untuk
memenuhi keuangan Anda, kini saatnya mulai berpikir untuk mencari
alternatif tambahan pemasukan.
Beruntung, mencari tambahan
pemasukan tak selama dan sesulit ketika mengucapkannya. Dengan sedikit
perencanaan, tambahan pemasukan bisa saja menghampiri kantong Anda.
Dikutip dari laman moneymanagement, berikut adalah lima ide yang diharapkan bisa menambah pemasukan Anda:
1. Minta kenaikan gaji
Berpikir tak biasa ketika
berhadapan dengan persoalan tambahan pendapatan mungkin tak membutuhkan
skema yang jelimet. Cukup dengan melihat apa yang sudah Anda peroleh
selama ini.
Jika posisi Anda di kantor dianggap sudah cukup lama
dan pekerjaan yang dilakukan membutuhkan tambahan bayaran, mulailah
berpikir untuk meminta kenaikan gaji pada bos Anda. Ingat, ketika
meminta tambahan gaji, bersiaplah untuk membuktikan bahwa Anda memiliki
peran penting bagi perusahaan.
2. Mulai berpikir bisnis rumahan
Tak
masalah jika Anda bekerja paruh waktu atau pegawai tetap. Bisnis
rumahan merupakan jalan paling sempurna untuk menambah pendapatan.
Memisahkan kehidupan rumah dan kantor memang menjadi tantangannya. Jadi,
pikirkanlah matang-matang sebelum memulai bisnis Anda.
Selain itu, pastikan Anda sudah bisa mengelola keuangan ketika memulai bisnis tersebut.
3. Mulai berpikir menjual aset
Definisi
aset di sini adalah properti bersifat fisik seperti rumah, kendaraan,
surat deposito, atau produk uang lainnya. Jika utang Anda lebih besar
dari aset, menjual sejumlah aset bisa menjadi salah satu solusinya.
4. Pertimbangkan bisnis online
Tak
masalah jika Anda mulai berbisnis online atau hanya menjual beberapa
barang. Pangsa pasar di bisnis online merupakan tempat paling ampuh
untuk terhubung dengan pihak pembeli.
5. Mulailah beraksi
Dengan
mulai mengakses internet saat ini, banyak ide yang bisa Anda gunakan
untuk menambah pemasukan. Mulai dari solusi tambahan pemasukan kreatif
hingga tips memperoleh pemasukan jangka panjang. Caranya adalah dengan
memilih salah satu tips dan mulai beraksi.
Banyak orang yang
gagal di tengah jalan ketika menyadari tambahan pemasukan tak sesuai
dengan harapan. Jika Anda merasakan hal ini, sadari bahwa itu merupakan
hal lumrah dan bukan hanya Anda yang merasakan hal itu.
Namun,
Anda tak bisa terus dihantui perasaan tak terbantu jika menyangkut
masalah keuangan Anda. Peluang untuk menambah pemasukan banyak
bertebaran dan tergantung pada Anda untuk mencarinya serta mulai
beraksi.
sumber
Kegagalan, bukanlah hal yang kita harapkan tapi kegagalan adalah bagian
dari sebuah perjalanan dan melekat erat pada segala hal yang memiliki
potensi resiko.
Dengan demikian yang menjadi pertanyaan mendasar bukanlah bagaimana
"menghilangkan" kemungkinan gagal, tapi bagaimana "meminimalisirnya",
hingga kalaupun ahirnya kita harus gagal, kita gagal dengan bermartabat.
dalam konteks "bagaimana meminimalisir kegagalan dalam bisnis" gw punya beberapa masukan :
1. Maknai Kegagalan Lebih Dari Makna Sebuah Keberhasilan.
Sebagian besar dari kita ter-mind set bahwa kegagalan merupakan ahir
dari segalanya, banyak yang tidak dapat berdiri lagi ketika suatu waktu
mereka jatuh. Cerita ini akan berbeda andai saja mereka belajar untuk
berujar "Wow, kegagalan ini manarik, apa yang bisa Saya pelajari dari
kegagalan ini" sembari berusaha untuk bangkit dan meneruskan perjalanan.
2. Belajarlah Dari Orang Yang Pernah Mengalami Kegagalan
Percaya atau tidak ada sebuah lembaga di Amerika yang memberikan
penghargaan kepada orang-orang yang pernah mengalami kegagalan
"terbaik". Ajaib bukan? Itu karena mereka menyadari bahwa pengalaman,
khususnya pengalaman mengalami kegagalan adalah sesuatu yang istimewa.
Seorang pengusaha gagal mempertahankan bisnisnya yang benilai ratusan
juta, Anda tentunya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan
nilai kerugian yang sama jika Anda mengetahui dan belajar dari kisah
kegagalan pengusaha tersebut bukan? Disisi lainAnda tidak perlu
mengeluarkan dana hingga ratusan juta rupiah hanya untuk mengetahui
dimana letak kegagalannya, yang Anda butuhkan hanya mencermati dan
belajar dari kegagalan itu.
3. Turunkan Standar Maka Anda Akan Merasa Berhasil
Seperti halnya dengan kecantikan, kegagalan juga merupakan hal yang
sifatnya relatif. Anda merasa gagal pada satu titik sementara orang lain
yang berada pada titik yang sama merasa berhasil. Hal ini disebabkan
karena penilaian individu terhadap apa yang dianggapnya sebuah
keberhasilan pastilah berbeda-beda. Oleh karena itu ada kalanya Anda
perlu sedikit menurunkan standar Anda maka kemungkinan besar anda akan
mendapatkan keberhasilan meskipun dalam skala yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan target yang telah Anda tetapkan sebelumnya.
Well, banggalah sebagai orang yang pernah gagal, karena Anda adalah
orang yang dapat menginspirasi orang lain untuk tidah jatuh pada lubang
yang sama dan hal ini mengarah kepada kemajuan. Lebih dari itu kalau
saja semua hal termasuk kegagalan selalu dianggap serius, kita pasti
tidak tau lagi apa lagi yang bisa ditertawakan dalam hidup ini, karena
nyatanya OVJ-pun sudah mulai tidak lucu lagi.. :D
DieDearDie
Memiliki usaha sendiri adalah impian hampir semua orang. Motivasi
pertama umumnya agar adalah mendapatkan kebebasan waktu & uang.
Apalagi yang sudah lama bekerja dan merasa tidak mendapatkan gaji yang
sepadan, rasanya ingin buru-buru keluar kantor saja.
Sering membaca buku motivasi atau mendengar kalimat “Buka dulu aja
bisnisnya, sisanya kita pasrahkan sama Tuhan, nanti juga ada jalannya”,
tidak sedikit dari kalimat tersebut yang salah dalam mengartikannya.
Kalimat tersebut lebih tepat bagi orang-orang yang hobynya mengamati,
mengkonsep dan menghitung "calon" usahanya, namun tidak pernah berani
melangkah. Tapi jika kita tidak benar-benar paham apa yang sedang kita
jalankan, tunggu saja datangnya kesalahan-kesalah yang sesungguhnya
tidak perlu kita lewati. Eiiitss… bukan berarti kesalahan itu
di”haram”kan bagi seorang pengusaha, kesalahan itu diperlukan untuk
tumbuh. Maksud saya disini adalah, seorang pengusaha harus memiliki
management resiko yang baik.
Seringkali saya melihat seorang wirausaha yang memulai bisnisnya dari
kecil terjebak dalam kesibukan tiada henti setiap harinya, tapi tidak
mendapatkan margin yang diharapkan. Dan akhirnya bisnisnya tutup karena
lelah berkompetisi dengan pemain lain dengan bisnis sejenis, atau lelah
karena jenuh akan rutinitas-rutinitas yang sebetulnya dengan mudah bisa
dihilangkan.
Knowledge yang tidak dikembangkan secara konsisten, akan berpengaruh
juga terhadap bisnis kita. Visi yang tidak dibentuk dengan jelas dalam
membangun bisnis, juga bisa membuat kita terjebak dalam rutinitas yang
tidak membawa kita pada kemajuan.
Sebagai entrepreneur, kita harus sadar bahwa, jika kita mampu melihat
potensi dari sebuah bisnis yang kita pilih. Meskipun bisnis itu unik
pada saat kita jalankan, cepat atau lambat satu persatu kompetitor akan
bermunculan sebagai follower dari bisnis kita, apalagi bisnis yang kita
jalankan mudah sekali ditiru orang lain. Nah, sebelum semua itu terjadi,
kita harus memiliki inovasi-inovasi yang pamungkas agar persaingan
dalam bisnis yang kita jalankan tidak lagi relevan. Biarkan follower
selamanya tetap jadi dibawah kita, biarkan mereka mendapatkan market
dari pasar yang tidak lagi bisa kita cover.
Jangan lupakan hal terpenting lainnya, sebagai seorang entrepreneur,
memilki waktu yang berkualitas untuk berfikir dan bertumbuh adalah hal
yang sangat sangat sangat penting. Dua hal tersebutlah yang bisa membuat
“kepala” kita mampu menghasilkan ide-ide yang luar biasa. Bagaimana
kita bisa melakukan itu semua jika kita masih menjadi orang yang ada
didalam system bisnis kita sendiri, yang umumnya membuat kita sibuk
mengurusi hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita tangani sendiri. Yang
perlu kita lakukan adalah membangun sebuah system, lalu berada diatas
system yang kita buat.
Semua kesibukan-kesibukan yang biasanya kita lakukan setiap hari, kita
serahkan kepada orang-orang yang kompeten dibidangnya. Serahkan pada
karyawan-karyawan kita, buat lah SOP (System Operating Procedure) yang
akan menjadi rel bagi mereka dalam melakukan aktivitas dibisnis anda
sesuai yang anda inginkan. Bentuklah SDM (Sumber Daya Manusia) yang
berkualitas melalui setiap meeting yang anda buat. Beritahukan kepada
mereka visi & misi anda terhadap perusahaan, karena saya pastikan
mereka tidak akan pernah tau 100% apa yang anda inginkan atas apa yang
mereka kerjakan untuk anda. Anda perlu sampaikan semuanya di dalan
meeting, mulai dari hal yang sepele sampai hal terpenting.
Pengusaha yang terjebak dalam rutinitas yang membosankan setiap harinya
biasanya tidak tau bagaimana terlepas dari itu semua. Dan umumnya
berakhir tutup karena merasa apa yang dilakukan tidak sebanding dengan
omset yang dihasilkan. Jika anda bagian dari yang seperti ini, hari ini
saat yang tepat untuk berubah, tidak harus menunggu besok, lusa…apalagi
bulan depan. Jangan pernah menunda-nunda atas sesuatu yang membawa
manfaat terhadap masa depan kita.
Apabila bisnis anda telah tutup… mari kita berbisnis lagi dan menantang dunia dengan pola yang jauh lebih baik…
Selalu ada kendala dalam setiap perubahan, carilah alasan untuk
melakukan perubahan, bukan alasan untuk bertahan atas ketidak-majuan.
Fajarmosta
Kamu mau buka usaha? Jika iya, patut dipahami apa yang akan kita
bahas di artikel ini. Dalam suatu survey yang dilakukan oleh New York
Times 2011, didapat hasil mengenai kesalahan-kesalahan pelaku usaha
Amerika Serikat yang menutup usahanya. Secara garis besar, kesalahan
tersebut terkait dalam pengelolaan keuangan, menentukan dan menjalani
strategi marketing serta strategi produksi.
Salah dalam memproyeksi keuangan
Dalam mengelola uang harus tepat dalam memproyeksi mengenai arus kas
di waktu mendatang. Kamu harus benar-benar mengetahui tentang prilaku
pelanggan dan kondisi pasar karena ini akan sangat mempengaruhi arus kas
usaha kamu di waktu mendatang. Kamu memiliki antisipasi yang tepat jika
hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap usaha kamu.
Kurang tepat mengerti target pasar.
Jika kamu memiliki produk yang bagus dan berkualitas, namun jika kamu
tidak begitu mengerti terhadap target pasar yang ingin diraih, maka ini
akan menjadi masalah besar terhadap diterimanya produk kamu di pasar.
Ada 2 aspek utama dalam memahami target pasar, yaitu apa yang mereka
butuhkan dan apa yang mereka inginkan. Tentu ini merupakan aspek yang
kelihatan sama tetapi berbeda dan saling berkaitan. Untuk itu kamu harus
memenuhi terlebih dahulu apa yang mereka butuhkan dan ini perlu kerja
cerdas untuk membaca mengenai situasi ekonomi saat itu dan bagaimana
prilaku target pasar. Jika kamu salah mengerti, ini akan menjadi kabar
buruk bagi keberlangsungan usaha kamu.
Over promise terhadap harapan pelanggan
Kamu mungkin sering menjanjikan banyak hal kepada banyak pelanggan
mengenai harapan mereka, namun coba tanyakan terlebih dulu pada diri
kamu dan tim, apakah kamu bisa melakukannya?Apakah tim siap untuk
memproduksinya? jika tidak, maka ini akan sangat buruk terhadap
pelayanan ke pelanggan. Jika banyak janji yang pernah diungkapkan ke
pelanggan tidak terpenuhi, maka kamu akan siap-siap kehilangan
pelanggan.
Kurang tepat dalam menghitung ongkos produksi.
Tidak salah jika kamu ingin memberikan produk berkualitas tinggi ke
masyarakat. Tapi hati-hati, kamu harus benar-benar jeli mengenai
pengelolaan ongkos produksi dan strategi harga yang akan digunakan. Jika
kamu menetapkan harga yang relatif tinggi dibanding kompetitor tentu
pelanggan akan berpikir berulang kali untuk membeli produk kamu dan jika
kamu ambil margin keuntungan yang tipis terhadap setiap penjualan
produk, maka ini akan berimbas terhadap BEP ongkos produksi yang telah
digunakan dan kestabilan usaha kamu.
sumber
KEDIRI, KOMPAS.com - Para pedagang kelontong di Kota
Kediri, Jawa Timur didorong mempunyai kemampuan manajemen usaha yang
baik agar dapat bertahan dan bahkan mampu bersaing di dunia usaha yang
semakin ketat. Pemerintah setempat melalui Kantor Pelayanan dan
Perizinan bekerjasama dengan pihak swasta saat ini tengah menggembleng
para pedagang melalui pelatihan tentang pengelolaan usaha berbasis
manajemen dan pelayanan untuk pengembangan usaha.
"Mereka adalah pilot project.
Harapannya mereka dapat bersaing dan usahanya berkembang sehingga dapat
menjadi motivasi bagi pedagang lainnya," kata Agus Suhariyanto, kepala
KPP Pemkot Kediri, Jumat (21/9/2012).
Pelatihan tersebut, kata
Agus Suhariyanto, saat ini hanya diikuti oleh 70 orang pedagang, namun
akan terus dikembangkan hingga dapat menjangkau 5.000 pelaku usaha kecil
yang ada di Kota Kediri.
Untuk mewujudkannya, pemerintah
menggandeng peritel yang sudah berkecimpung di dunia usaha ini. Model
kerjasamanya yakni pemkot akan memfasilitasi permodalannya melalui dana
bergulir, sementara peritel dalam tataran teknis pengelolaan usahanya.
"Kita
yang bertugas memberikan pengetahuan bagaimana mengelola bisnisnya,
misalnya pada cara mengelola stok dan uang hingga cara men-display barang," kata Agus Toto Ganeffian, manager Govrel PT Sumber Alfaria Trijaya dengan brand Alfamart.
Agus
mengatakan, selama ini pihaknya juga aktif memberikan pendampingan
kepada para pedagang kelontong karena memandangnya bukan merupakan
pesaing. Ia melihatnya sebagai mitra yang dapat berkembang bersama.
"Kita sejalan dengan keinginan mendorong perekonomian masyarakat,"
katanya.
sumber
MAKAU, KOMPAS.com - Kewirausahaan menjadi salah
satu kunci masa depan Asia dan Pasifik. Dengan dukungan pasar domestik
yang besar dan kesempatan untuk kembali tumbuh semakin besar ketika
pasar global pulih, kewirausahaan memberi dukungan strategis dalam mengurangi kemiskinan di Asia.
Hal itu mengemuka dalam Asia Entrepreneurship Forum di Makau, Kamis (20/9/2012), seperti dilaporkan wartawan Kompas Benny
D Koestanto. Forum yang digelar Enterprise Asia—sebuah lembaga nirlaba
di bidang kewirausahaan di Asia Pasifik—itu dihadiri lebih kurang 200
peserta dari kawasan Asia Pasifik. Mereka terdiri dari wakil
pemerintah, penggerak sektor usaha kecil dan menengah, serta sejumlah
ekonom.
”Secara esensial, kewirausahaan punya potensi untuk mengurangi kemiskinan.
Sebab, kewirausahaan juga mempunyai akses untuk menumbuhkembangkan
pendidikan dasar dan pelatihan sekaligus membuka kesempatan kerja,” kata
Pemimpin Enterprise Asia, Tan Sri Dr Fong Chan Onn.
Bank Dunia dalam laporan Capturing New Sources of Growth,
Mei 2012, mengungkapkan, sepertiga penduduk di kawasan Asia Timur dan
Pasifik atau sekitar 500 juta orang masih hidup dalam kemiskinan.
Hanya
saja, akibat krisis perekonomian global tahun 2008 yang berlanjut pada
akibat turunan dari krisis utang di Uni Eropa sejak tahun lalu,
tingkat pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik melambat.
Perekonomian kawasan itu tumbuh sekitar 8,2 persen pada tahun 2011 (4,3
persen jika tidak memperhitungkan China), turun cukup dalam dari
tingkat pertumbuhan tahun 2010 yang hampir mencapai 10 persen (7,0
persen tanpa China).
Chan Onn, yang merupakan Menteri Sumber
Daya Manusia Malaysia dalam kurun waktu 1999-2008, menyatakan,
kebijakan pemerintah tidak dapat berdiri sendiri.
Salah satu
pengusaha asal Indonesia yang hadir, Syahrial Yusuf, menyatakan, forum
seperti Asian Entrepreneur Forum menjadi tempat yang pas untuk berbagi
pengalaman dan menjalin hubungan. Presiden Direktur PT Nusa Groupindo
dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia itu mengaku kemungkinan
jalinan kerja sama datang lewat forum-forum sejenis.
sumber
KOMPAS.com - Bisnis camilan berbahan baku jamur dan
jagung memang menggiurkan. Tak heran, bila banyak pemain meramaikan
bisnis ini. Salah satunya adalah Muhammad Tajib yang mengusung bendera
usaha Healthy Food Inside di Wonosobo, Semarang, Jawa Tengah. Bisnisnya
ini menawarkan menu camilan jamur krispi dan jagung serut aneka rasa ,
seperti barbeque dan mayones. Untuk minumannya tersedia aneka pilihan
jus buah.
Dalam usahanya ini, jamur krispi menjadi menu andalan
Tajib. Ia mengklaim, sebagai pionir jamur kripsi asal Semarang. Harga
makanan dan minuman tersebut dibanderol mulai Rp 3.500 hingga Rp 8.000
per porsi. "Kami menyasar masyarakat menengah ke bawah," kata Tajib
yang merintis usaha sejak 2009 ini.
Kini, bisnis Tajib telah
berkembang lewat sistem kemitraan, dengan jumlah 30 mitra. Mereka
tersebar di Semarang, Kudus, Purworejo, dan Majalengka. Awalnya, Tajib
memiliki lima gerai milik sendiri di Semarang. Namun belakangan, gerai
itu dijualnya kepada mitra dan memilih fokus memproduksi bahan baku
untuk dijual kepada para mitranya.
Bagi yang berminat, Tajib
menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 5 juta. Mitra akan mendapatkan
satu outlet, perlengkapan dan resep makanan. Mitra juga akan
mendapatkan training pembuatan makanan dan pengelolaannya. "Kami dari
pusat akan menjual bahan tepung saja," ujar Tajib.
Mitra dibolehkan memakai brand sendiri. Selain itu, kerjasama ini tidak memungut franchise fee dan royalti fee. Untuk
lokasi usaha harus berada di tempat-tempat keramaian, seperti dekat
pemukiman penduduk, pasar, dan sekolah. Ia menargetkan, omzet mitra
rata-rata Rp 300.000 - Rp 500.000 per hari. Dengan omzet tersebut,
mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu lima bulan.
Tajib
menjanjikan, dengan menjual dua produk sekaligus, peluang mitra untuk
meraih target omzet itu terbuka lebar. "Mitra bisa mengantongi omzet
yang besar, sehingga usahanya bisa terus berjalan dan berkembang,"
katanya. Menurut Tajib, sistem kemitraan yang dijalankannya ini tidak
mengikat mitra. Intinya, jika mitra mengalami kesulitan, kantor pusat
siap membantu.
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/09/01/20251875/Peluang.Bisnis.Camilan.Jamur.dan.Jagung
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha properti kawakan
Ciputra menganggap, sekolah di Indonesia kebanyakan mengajarkan teori
semata. Untuk bisa bangkit dari keterpurukan, Indonesia harus
memperbanyak jumlah pewirausaha sekaligus merombak kurikulum pendidikan.
"Sekolah
di Indonesia itu kebanyakan teori, kebanyakan menghafal. Padahal
Indonesia butuh orang kreatif sehingga tidak diperlukan kebanyakan
teori, tapi langsung praktek," kata Ciputra saat memberikan sambutan
Pelatihan Kewirausahaan di kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta, Senin
(3/9/2012).
Ciputra memisalkan bahwa untuk bisa pandai berenang,
maka calon perenang harus diajarkan berenang secara langsung di kolam,
bukan hanya diberikan teori saja. Begitu juga saat belajar naik sepeda
motor, maka harus belajar langsung mengendarai sepeda motor.
Untuk
mengubah citra pendidikan tersebut, Ciputra menginginkan ada perombakan
kurikulum di bidang pendidikan, khususnya ada penambahan mata pelajaran
atau mata kuliah tentang wirausahawan. "Kalau perlu menterinya harus
seorang wirausahawan. Kurikulumnya harus dirombak. Jangan hanya
menghafal saja. Itu tidak perlu," jelasnya.
Begitu pula dengan
wirausaha. Masyarakat Indonesia harus diberdayakan dengan pengetahuan
dan praktek tentang wirausaha, apapun jenisnya.
Bagi Ciputra,
belajar wirausaha adalah belajar sesuatu yang menarik dan menantang.
"Dulu saya tidak pernah ranking satu. Jadi selalu saja ada yang lebih
pintar dari saya. Tapi ternyata, orang yang menjadi ranking satu itu
sekarang menjadi sekretaris saya. Saya menjadi bosnya," kenangnya.
Menurut
Ciputra, orang yang terlalu pintar itu hanya menjadi penurut. Mereka
tidak mampu dan tidak berani merombak pakem yang sudah ditentukan.
Akhirnya mereka menjadi pekerja biasa.
Sementara orang yang
biasa-biasa saja namun memiliki kecerdasan emosi (emotional quotient)
dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient) adalah ciri khas orang
yang sukses menjadi pewirausaha. "Jadi untuk sekolah ini, mereka jangan
hanya di tes Intelligent Quotient (IQ) saja. Tapi juga harus EQ dan SQ,
biar seimbang. Selain itu wawasan otak kanannya juga harus diperkuat,
jangan hanya mengandalkan otak kiri," pesannya.
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/09/03/11580773/Ciputra.Indonesia.Butuh.Orang.Kreatif
KOMPAS.com - Kerasnya hidup sering menjadi motor
penggerak seseorang untuk mencapai keberhasilan atau kehidupan yang
lebih baik. Seperti yang dialami Aryanto Mangundiharjo. Kerasnya
kehidupan di jalanan membawanya menuai keberhasilan.
Lahir
dari keluarga berada tak menjamin orang bisa sukses. Tapi, Aryanto
Mangundiharjo membuktikan bahwa kerja keras dan pengalaman jatuh bangun
merupakan faktor yang membuatnya sukses walau berasal dari keluarga
berada. Berkat keuletan dan belajar dari kegagalan,
ia sukses menjadi pemain rental mobil mewah dengan bendera The Jakarta Limousine.
Saat ini The Jakarta Limousine mampu menghasilkan omzet Rp 300 juta
hingga Rp 400 juta per bulan. Selain beberapa hotel bintang lima,
Jakarta Limousine juga menjadi rekanan beberapa kedutaan besar seperti
Inggris, Korea Selatan, Malaysia, dan China. Ada juga kerja sama dengan
BRI dan Bank Indonesia.
Beberapa artis mancanegara seperti
Super Junior, Rihanna, dan Justine Bieber pernah menggunakan jasa
perusahaan Aryanto. “Selain rental langsung, saya memasok
mobil ke rental-rental mobil mewah ternama,” katanya. Saat ini, ia
memang baru memiliki 16 unit mobil mewah bermerek Toyota Alphard,
Fortuner, dan Mercedes Benz E Class. Khusus mobil limousine, biasanya
dia mendapat pinjaman dari orang kaya.
Lahir dari keluarga
berada, ayah Aryanto adalah pengusaha sewa-menyewa alat berat. Adapun
ibunya seorang pemasok bahan kue di beberapa pengusaha kue. Tapi, saat
kecil, ia lebih suka bermain dengan anak-anak loper koran meski sering
dimarahi orang tuanya.
Ternyata pergaulan dengan loper koran
memberi makna lain dalam kehidupan Aryanto. “Ada permasalahan keluarga
yang membuat saya kabur dari rumah. Saya hidup di jalanan dan menjadi
loper koran,” kenang lelaki kelahiran Jakarta, 14 Mei 1976 ini.
Tak cuma itu, setelah sang ayah meninggal, ekonomi keluarganya
guncang. Aryanto juga terpaksa meninggalkan bangku sekolah. “Saat itu
saya sukses menjadi loper berkat pager. Di antara lipatan koran, saya
selipkan nomor pager saya. Dari situ, pelanggan bertambah banyak,”
kenangnya.
Dari jerih payahnya itu, Aryanto berhasil menyewa
rumah dan mengikuti pendidikan kejar paket. “Karena bosan, usaha loper
saya berikan ke adik. Saya memilih menjadi satpam,” katanya. Di saat
menjadi satpam, dia belajar menyetir. Akhirnya, dia berani bekerja
sebagai sopir di perusahaan air minum. Selanjutnya, ia pindah ke
perusahaan Jepang. Karena kerusuhan tahun 1998, perusahaan Jepang itu
bubar. Ia menjadi sopir taksi di Blue Bird, lantas hijrah ke Bali
menjadi supir taksi eksklusif.
Di Pulau Dewata, selain
sebagai sopir taksi eksklusif, Aryanto mendapat tambahan penghasilan
sebagai calo mobil sewaan. Dari situ, dia belajar soal bisnis penyewaan
mobil. Peristiwa Bom Bali tahun 2002 membuatnya keluar dari pekerjaan
dan kembali ke Jakarta dengan uang pesangon sebesar Rp 3 juta. Pada
saat yang sama, usaha distributor koran yang dikelola sang adik juga
bangkrut.
Bermodal pesangon itu, Aryanto memberanikan diri
membuka usaha rental mobil. “Saya tidak punya mobil, cuma modal nomor
telepon. Kalau ada order, saya akan cari rental lain,” katanya. Ia
mendapat order dari perusahaan obat nyamuk yang menyewa 18 mobil untuk
kegiatan di 10 kota selama 3 bulan. Dari order ini, ia mampu membeli
mobil Kijang.
Order besar datang lagi dari perusahaan telepon
seluler yang meminta 40 unit mobil dengan dibiayai oleh bank. “Saya
tidak puas begitu saja dengan bisnis rental ini. Saya coba
menjadi kontraktor,” kenangnya. Sayang, baru menggarap satu proyek di
Belitung, Aryanto sudah kena tipu sebesar Rp 1,4 miliar. Sementara itu,
karena ulah karyawan yang nakal, 40 unit mobil sewaannya digelapkan
penyewa.
Bangkit dari bangkrut
Utang
bank yang menumpuk hingga menyebabkan rumah Aryanto disita. Uang hasil
penjualan tanah yang dikelola sang istri lenyap karena kena tipu
penjual valas. Tahun 2004, ia bangkrut dan terpaksa tinggal di rumah
mertua.
Setahun lebih, Aryanto terpuruk. Pada pertengahan
tahun 2006, dia mendapat pinjaman Rp 25 juta dari seorang teman.
Bermodal itu, dia merintis usaha penyewaan mobil lagi tanpa kendaraan
sendiri. Ia memanfaatkan mobil dari jasa penyewaan lain.
Suatu saat, dari pelanggannya yang warga negara asing, Aryanto
mendengar keluhan soal susahnya mencari rental mobil mewah di Jakarta.
Dari situ, ia tertarik menjajal bisnis ini. Dia mencari kenalan yang
mau menyewakan mobil mewahnya. “Banyak yang mau, sebab untuk kelas
Alphard saja, tarif sewa per 12 jam Rp 3 juta. Saya dapat komisi 50
persen,” katanya. Aryanto lantas fokus menggarap penyewaan mobil mewah
meski tanpa modal mobil sendiri.
Aryanto akhirnya mendapat
order 16 unit mobil mewah dengan masa sewa 10 hari sekaligus. Dalam
jangka waktu itu, ia mengantongi untung Rp 270 juta. “Saya langsung
beli rumah dan mobil Alphard. Dari modal itu, usaha saya terus bergulir
dan kini saya memiliki 16 mobil mewah,” katanya.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/29/09291773/Aryanto.Dulu.Loper.Koran.Kini.Bos.Rental
Alkisah seoran pemuda ingin menikahi gadis cantik, putri seorang petani.
Pemuda itu datang pada si petani untuk meminta izin meminang anaknya.
Si petani mengamati pemuda itu dan berkata, "Nak, pergilah ke padang
itu. Aku akan melepaskan tiga banteng, satu per satu. Kalau kau bisa
menangkap ekor salah satu dari tiga banteng itu, kau bisa menikahi
putriku."
Pemuda itu berdiri di padang, menunggu banteng pertama.
Pintu gudang terbuka dan keluarlah banteng yang bertampang paling sangar
dan berukuran paling besar yang pernah dilihatnya. Pemuda itu
memutuskan salah satu dari dua banteng yang lain pasti akan lebih baik
dari yang satu ini. Dia pun berlari ke pinggir dan membiarkan banteng
itu berlalu melewati padang hingga ke gerbang belakang.
Lalu, pintu gudang terbuka lagi. Tak disangkanya. Selama hidupnya, tak
pernah dia melihat seekor binatang sebesar dan segalak ini. Banteng itu
berdiri sambil mengais-ngais tanah, melenguh, dan air liurnya menetes,
sementara matanya menatap tajam pemuda itu.
Bagaimanapun penampilan banteng berikutnya, pasti jadi pilihan yang
lebih baik daripada yang kedua ini. Si pemuda pun berlari ke pagar dan
membiarkan banteng kedua itu berlalu melewati padang, dan keluar menuju
gerbang belakang.
Pintu kembali terbuka untuk kali ketiga. Seulas senyum muncul di wajah
pemuda itu. Kali ini banteng yang muncul berukuran kecil dan paling
lemah dan kurus kering yang pernah dilihatnya. Si pemuda yakin sekali
inilah banteng untuknya. Ketika banteng itu berlari, si pemuda
bersiap-siap hendak melompat di saat yang tepat. Dia pun berhasil
menangkapnya...tapi sayangnya banteng itu tak punya ekor!
***
Seperti cerita ilustrasi di atas, kehidupan ini penuh dengan
peluang. Sebagian peluang akan terasa mudah dan ringan dikerjakan, tapi
sebagian lagi akan tampak sulit dan berat. Namun begitu kita melewatkan
peluang-peluang itu (seringkali dengan harapan akan mendapat sesuatu
yang jauh lebih baik), semua peluang itu justru tidak akan pernah muncul
kembali. Maka, berusahalah untuk menangkap peluang yang ada di depan
mata, meski kelihatannya sukar dan berat.
sumber : http://www.andriewongso.com/artikel/aw_corner/5699/Tak_Pernah_Melewatkan_Peluang/