Senin, 22 Oktober 2012

Empat Kiat Memulai dan Menjalankan Bisnis Anda Sendiri

Oleh Megan Totka

Menurut National Association of Women Business Owners, ada 10,1 juta wanita yang memiliki bisnis di Amerika Serikat. Kenyataanya, 40 persen dari semua perusahaan milik pribadi di AS dan 30 persen bisnis kecil dimiliki oleh para wanita.

Sejumlah bisnis yang dimiliki oleh para wanita mempekerjakan lebih dari 13 juta warga Amerika dan menghasilkan penjualan senilai lebih dari $1,9 triliun (sekitar Rp18,21 kuadriliun) pada tahun 2008.

Para wanita memiliki pengalaman lebih serta meningkatkan kesuksesan dalam dunia bisnis. Namun, banyak bisnis yang dijalankan oleh para wanita yang berjalan di beberapa bidang jauh tertinggal dibandingkan dengan bisnis yang dijalankan oleh kaum pria — yang setidaknya menghasilkan pendapatan rata-rata $1 juta (sekitar Rp9,59 miliar) per tahun.

Dengan prestasi tersebut dan untuk merayakan National Women's Small Business Month pada bulan ini, berikut adalah empat tip bagi para wanita yang ingin memulai dan menjalankan bisnis kecilnya sendiri.

Mulailah bisnis yang sesuai dengan kehidupan pribadi Anda
Anda tidak memerlukan satu acuan untuk memiliki sebuah bisnis yang sukses dan memuaskan. Kenali diri Anda sendiri dan ketahuilah hal apa yang paling penting bagi Anda.

Jika Anda menganggap bahwa waktu liburan atau waktu bersama keluarga lebih bermakna dibandingkan memecahkan rekor penjualan ratusan juta rupiah dalam setahun, ikuti saja hal keinginan Anda. Kebahagiaan Anda tidak akan muncul dengan visi kesuksesan orang lain.

Luaskan jaringan
Jaringan adalah sebuah aspek kunci untuk memulai dan menjaga kesuksesan bisnis Anda. Saat ini, banyak bisnis kecil kembali membuat jaringan melalui jalur elektronik, mulai dari media sosial, email pemasaran, panduan bisnis online, dan bahkan kebanyakan melalui jaringan nirkabel.

Teknologi terbaru memang menawarkan kemurahan, kemudahan, serta cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan para rekan dan para konsumen. Tetapi perjumpaan dengan bertatap muka masih menjadi bagian penting dalam memaksimalkan kesuksesan bisnis Anda. Keluarlah ke dunia nyata untuk bertemu dengan orang-orang baru dan buatlah hubungan yang erat.

Mencari sumber pendanaan
Sebagai tambahan, semua cara hebat yang dilakukan wirausaha dalam mencari dana untuk bisnis baru mereka, terdapat pinjaman dan sumber yang dibuat khusus untuk membantu perusahaan yang dimiliki para wanita.

Lakukan pencarian melalui internet dengan kata kunci seperti wanita, bisnis dan bantuan akan membantu Anda menemukan berbagai sumber pendanaan. Juga, banyak kota yang organisasi bisnis wanita yang menawarkan pinjaman, bimbingan, informasi serta saran untuk menjalankan bisnis.

Manfaatkan waktu dan bakat Anda
Tak seperti pria, wanita cenderung enggan mempromosikan dirinya. Biasanya, wanita justru ingin mengurangi harga produk dan memberi waktu mereka, khususnya ketika sedang memulai bisnis baru untuk kali pertama. Ingat bahwa bisnis adalah bisnis. Ketika Anda mendedikasikan waktu Anda, Anda juga harus melakukannya demi cinta dan keuntungan.

Usaha bisnis wanita itu unik dan bervariasi seperti halnya jutaan wanita yang telah memilikinya. Bangunlah bisnis Anda untuk memenuhi kehidupan Anda, lihatlah nilai terhadap apa yang Anda tawarkan, serta gunakan jaringan, pendanaan, juga berbagai sumber lainnya untuk membuat bisnis Anda tetap berkembang,

Itu adalah kunci untuk meraih kesuksesan yang sebenarnya.
sumber

Frans, Miliuner Furnitur yang Berjuang dari Jurang

Gagal dua kali membangun bisnis, kerap kali membuat pebisnis pemula tanpa kegigihan besar mundur dan akhirnya menyerah. Kamus itu tampaknya tak berlaku bagi Frans S Pekasa. Kegagalan usaha yang pernah dialaminya justru menghantarkan Frans menjadi pebisnis beromset miliaran rupiah per tahun.

"Jika orang-orang membangun usaha dari nol, saya mulai dari minus, harus berjuang dari dalam jurang," kata Frans membuka percakapan dengan VIVAnews saat ditemui di sela Trade Expo Indonesia 2012.

Frans, pebisnis yang bergerak di bidang furnitur, mengisahkan kegagalan pertama dialami keluarganya pada krisis moneter 1998. Kala itu, usaha kontraktor orang tuanya jatuh bangkrut karena tumpukan utang. Kondisi ini membawa usahnya terpaksa menjadi 'pasien' Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Tak mau menyerah dengan keadaan, Frans memutar otak untuk menyelamatkan ekonomi keluarga. Dengan pengalaman magang di salah satu perusahaan furnitur di Surabaya, Frans melihat potensi bisnis furnitur Indonesia sangat besar.

Bisnis baru Frans ini bukalah pabrik furnitur. Dia hanya membuat situs yang menjajakan produk-produk mebel Indonesia, khususnya dari rotan dan kayu jati.

"Pada 1999 lalu saya sudah membuat situs untuk jualan mebel dan sudah main Search Engine Optimization (SEO)," katanya.

Usahanya ternyata membuahkan hasil. Order dari luar negeri kerap kali berdatangan. Ia meneruskan order-order dari pembeli luar negeri itu kepada para pengrajin furniture. Dari kerjasama ini, Frans hanya mengambil komisi 10-15 persen untuk setiap satu peti kemas mebel yang diekspor.

"Saat itu satu kontainer senilai Rp200 juta, saya bisa dapat Rp30 juta," katanya.

Bisnis perantara melalui situs yang dikembangkan Frans terus berkembang. Hingga pada tahun 2000, keluarganya bisa keluar dari BPPN tanpa ada satupun aset yang disita.

Sayang, musibah tak bisa diterka. Bisnis Frans kembali tersandung masalah saat rekan kerjanya mulai menipunya sekitar 2004 lalu . Seluruh aset dari pabrik hingga karyawan diambil oleh rekan kerjanya. Lagi-lagi Frans kembali menanggung utang besar dari bank.

Terjatuh dua kali sempat membuat Frans dan istri stres. Kali ini, seluruh aset baik rumah dan mobil disita. Frans harus rela menumpang di rumah mertua.

Dukungan kuat istri akhirnya menggiringnya kembali bangkit. Bermodalkan kepercayaan, Frans memberanikan diri meminjam modal kepada para pengrajin.

"Nama baik dan kepercayaan merupakan modal utama. Saya datang ke para pengrajin dan saya bilan saya punya order kalian mau bantu tidak? Akhirnya mereka mau meminjami saya hingga Rp11 miliar secara bertahap. Itu sangat besar," katanya.

Menggandeng 130 pengrajin kayu, usaha Frans kini meningkat pesat. Empat buah pabrik mebel yang fokus pada produk furnitur kayu luar ruangan dimilikinya. Tak lupa, Frans tetap fokus menawarkan produknya melalui internet dari situs pribadinya teak123.com.

Strategi penjualan ini terbukti membawa produk furnitur Frans menembus hingga 45 negara dari Asia Pasifik, Eropa, Amerika Serikat, hingga Amerika Latin.

Dengan kapasitas keempat pabriknya yang mencapai 30 kontainer per bulan, Frans kini mengantongi omzet hingga US$5 juta atau Rp47 miliar (kurs Rp9.400) per tahunnya.

Bukti kejayaan Frans masih terlihat manakala dia mulai mengembangkan bisnis dengan membuka toko furniture di Nanning, China. Bisnis mancanegaranya ini sudah berjalan sekitar setahun.
sumber

Bosan Jadi Karyawan, Mulyadi Kini Punya 50 Anak Buah

Bosan menjadi karyawan di pabrik furnitur, Mulyadi terus memutar otak agar bisa usaha sendiri. Tapi, cita-citanya belum tercapai juga.

Hingga suatu saat, pada 2005, ia berjalan-jalan di sekitar pantai di dekat kota Jepara, Jawa Tengah. Ia melihat bekas kerang berserak hanya menjadi sampah. Sampai di rumah, ia terus memutar otak. Akhirnya, didapat ide membuat hiasan lampu dengan cangkang kerang.

Dia pun merangkai cangkang dengan memotong dan menggergaji agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Cangkang dilapisi powder coating agar terlihat mengkilap dan bertekstur keras. Kemudian direkatkan dan dibentuk layaknya tutup lampu.

Saat pembuatan, Mulyadi tak menuai kendala. Maklum saja, ia sudah lama menjadi kuli di satu pabrik furnitur di desanya. Namun, saat pemasaran perdana, ia bingung. "Saya memilih menitipkan ke toko-toko," kata Mulyadi bercerita kepada VIVAnews.
Sepekan-dua pekan tak ada kabar. Entah laku atau tidak. Baru setelah sebulan ia dapat telepon, ada pedagang yang memesan satu kontainer produknya. "Saya bingung minta ampun. Satu kontainer itu ratusan tutup lampu," kata Mulyadi, mengenang.

Lalu, ia pun menyanggupi. Ia mencari tetangga-tetangganya untuk membantu pesanannya. Sebagian mencari cangkang kerang, sebagian lagi mengolahnya. Ia membutuhkan banyak orang, karena satu lampu bisa memakan waktu lima hari bila dikerjakan satu orang. Cukup lama untuk ukuran hiasan. Tapi, keyakinan dan kerja kerasnya, ia bisa menyelesaikan pesanan itu.

Setelah mendapat pesanan itu, nasib Mulyadi berubah. Ia memilih tak bekerja sebagai karyawan lagi. Ia menekuni bisnis barunya ini. Modal sudah ia dapat dari pesanan satu kontainer itu.

Tak berhenti di hiasan lampu. Mulyadi juga terus berkreasi ke hiasan meja, cermin, dan hiasan lain. Semua berbahan dasar kerang, bahan yang jadi sampah di kotanya.

Hingga pada 2008, ia berkesempatan mengekspor produknya. Kini hiasan kerangnya sudah dikirim ke Amerika, India, Korea Selatan, dan sejumlah negara lain.

Mulyadi pun sudah memiliki 50 karyawan dan memiliki tiga gerai, salah satunya di kawasan elite Gandaria City, Jakarta. Dengan membanderol hiasan Rp200 ribu-Rp3 juta, Mulyadi bisa mendapat untung Rp20-30 juta sebulan.

sumber

Dari Mengangkut Ikan Jadi Jutawan



Untuk Jhon Nesimnasi, mungkin awal hidupnya bukanlah masa-masa menyenangkan. Sebelum menjadi supplier ikan pelagis, Jhon setiap harinya harus bekerja. Ia melakoninya sejak masih duduk di bangku sekolah untuk membantu kebutuhan keluarganya.
Ikan pelagis adalah sebutan untuk ikan-ikan yang hidup di laut dalam.

Sebelum memulai usahanya sendiri pada 2002, putra asli Kupang ini mengaku hanya bekerja sebagai pengangkut ikan. "Jadi, setiap ada kapal merapat, kami bantu mereka angkut ikannya ke pasar, nanti dikasih imbalan," kata dia ketika ditemui VIVAnews beberapa waktu lalu dalam sebuah pameran di Jakarta.

Ia mengingat-ingat, penghasilannya kala itu paling banyak Rp100 ribu per hari dari hasil membantu mengangkut ikan. Masa itu, menurut dia, adalah masa yang cukup keras, karena keluarganya memang tidak mampu untuk membiayai sekolahnya.

Alhasil, Jhon muda setiap pulang sekolah harus langsung pergi ke pantai untuk membantu nelayan yang pulang melaut mengangkut ikan. "Dari mulai sekolah menengah pertama kami sudah pergi ke pantai sehabis sekolah, hanya mengganti baju dan tidak pulang ke rumah," ujarnya.

Nasib pria hitam manis ini mulai berubah ketika di tempatnya bekerja didirikan tempat pelelangan ikan. Dengan bermodalkan kepercayaan dari para nelayan yang sering menerima bantuannya, Jhon akhirnya didaulat menjadi supplier tempat para nelayan menyetorkan ikannya.

Mengenai pendapatannya saat ini, Jhon mengaku per bulan mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp20 juta di luar dari biaya yang dikeluarkannya untuk membayar anak buah yang membantunya mengangkut ikan.

Saat ini, ada 16 orang yang dipekerjakannya sebagai tenaga kerja untuk membantu membongkar ikan dan mengecerkannya ke pasar. Jhon mengatakan, sebagai supplier, pihaknya hanya menampung ikan yang dijual para nelayan untuk kemudian disalurkan ke pasar di daerahnya atau dijual ke perusahaan-perusahaan pengolah ikan.

Setiap harinya, menurut pria berumur 40 tahun ini, bisa sekitar 10 ton ikan yang masuk ke tempatnya. Jenis-jenis ikan yang masuk biasanya adalah cakalang, tuna, layang, tongkol, dan kakap.

Ketika memulai usaha, modal yang dikeluarkan amat kecil. Namun, karena adanya kepercayaan dari masyarakat, usaha Jhon terus berkembang.

Selain kepercayaan, sistem kemitraan yang diberikan Jhon juga dianggap para nelayan amat baik. Sistem yang digunakan adalah dengan memberikan modal terlebih dahulu untuk mencari ikan bagi para nelayan. Nantinya, para nelayan akan menjual ikan kepadanya, namun dengan harga lelang yang disepakati bersama.

Untuk keperluan melaut, para nelayan membutuhkan jumlah uang yang
berbeda-beda mulai dari Rp2 juta hingga Rp7 juta. "Biasanya yang paling lama itu memancing tuna, karena harus pergi jauh. Jadi, mereka pulang 7-10 hari sekali," paparnya.
Hingga saat ini, Jhon mengaku senang dengan sistem kemitraan yang dilakukannya. Bahkan, saat ini ia mengaku hanya mempunyai satu buah kapal. Padahal, setiap harinya ada 22 kapal yang bekerja bersama dengannya.
Terjerat rentenir
Usaha Jhon bukan tanpa kesulitan. Layaknya nelayan pada umumnya, pencarian ikan tentu amat berpengaruh dengan kondisi angin di laut.

"Kalau sedang musim angin barat, paling tidak dua bulan itu tangkapan tidak ada, atau kalaupun ada amat sedikit," dia menambahkan.

Bukan hanya itu, pria asli Kupang ini harus terjerat utang kepada rentenir saat memulai usahanya. Setiap bulannya Jhon harus membayarkan bunga sebesar 10-20 persen dari total uang yang dipinjamnya.

"Situasi seperti itu mungkin berlangsung sampai 4-5 tahun," ujarnya.
Yang membuat pria asal Nusa Tenggara Timur ini berat untuk menyelesaikan utangnya adalah kewajiban para peminjam guna membayar dalam bentuk tunai dan tidak bisa dicicil.

Namun, masa-masa itu kini telah berlalu. Jhon pun mengaku saat ini telah mempunyai gudang penampungan ikan sendiri. Walaupun bukan gudang besar, menurut Jhon, gudang dengan ukuran 8x13 meter ini cukup untuk menampung semua ikan yang akan ia salurkan.

Jumat, 05 Oktober 2012

Peran Wirausaha Muda Atasi Pengangguran

BPS mencatat terjadi lonjakan jumlah pengangguran di Aceh mencapai 15.400 orang, dari sebelumnya 149.000 orang pada Agustus 2011 menjadi 164.400 orang pada triwulan I 2012. Jika dipersentasekan, total pengangguran tersebut mencapai 7,87 persen dari jumlah angkatan kerja di Aceh yakni sebanyak 2.087.700 orang. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding rata-rata tingkat pengangguran nasional yang sekitar 6 persen.

Meski kekayaan alam di Aceh sangatlah besar, namun hal itu belum tergarap secara maksimal. Oleh karena itu perlu peran serta semua pihak baik pemerintah dan partai politik untuk ikut memajukan perekonomian Aceh.

Melihat fenomena tersebut, PAN mengajak generasi muda Aceh untuk bangkit dan meraih kembali predikat aceh yang makmu hingga pernah tersohor ke luar negeri dimasa lampau. Untuk itu, Melalui program “60 hari bisa menjadi wirausahawan,” PAN mengajak generasi muda aceh bisa hidup mandiri tidak tergantung dengan orang lain.

Ketua DPP PAN yang juga menteri Kehutanan Zulkfli Hasan berharap program ini bisa mengurangi angka pengangguran yang ada di bumi Serambi Mekah. Sehingga, jumlah penganguran sebanyak 2 juta lebih tersebut bisa berkurang secara drastis.

"Jika tercipta banyak pengusaha muda yang bisa menggerakkan roda perekonomian maka akan menimbulkan efek domino yang cukup tinggi. Dan pada akhirnya pengangguran dipropinsi ini bisa berkurang secara signifikan,” tegasnya.

Melalui program pembinaan dan penjaringan generasi muda Aceh untuk dapat berwirausaha ini,Dijelaskan Zulkifli Hasan  disetiap pelosok aceh akan tercipta industri kecil dan menengah yang mampu menggerakan roda ekonomi setempat.

“Melimpahnya sumberdaya Alam di seluruh pelosok Aceh harus bisa dimanfaatkan penduduk setempat jika mereka jeli. Namun untuk dapat melihat hal itu sebagai peluang usaha maka generasi muda perlu bimbingan baik dari pemerintah dan partai politik seperti PAN,” tambahnya.

Program pemberdayaan ekonomi PAN ini tidak sekedar bagi-bagi duit sebagai moda usaha melainkan juga ada pembinaan sehingga generasi muda bisa menjalankan roda bisnisnya dan membentuk jaringan yang kuat untuk memajukan perkonomian Nangro Aceh Darussalam.

“Dalam program ini generasi muda tidak hanya diberikan modal awal untuk usaha tetapi juga mendapatkan pelatihan yang cukup dari kalangan dunia usaha hingga mereka mampu mengenbangkan usahanya,” jelas Zulkifli Hasan.

Menurut Menhut adalah dalam program ini terkandung unsur kompetisi yang dilakukan di 11 kota di Indonesia. “Tujuan kompetisi ini adalah untuk mencari entrepreneur muda yang benar-benar mau berusaha dan gigih untuk merubah nasibnya dan menciptakan lapangan kerja baru. Ke 11 kota yang akan dijadikan ajang kompetisi kewira usahaan tersebut antara lain Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Aceh dan Jayapura,” imbuhnya.
sumber

Tiga Tips Sukses Usaha dari Menteri Keuangan

Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengungkapkan kunci menjadi seorang pengusaha yang berhasil adalah pribadi yang memiliki jiwa kewirausahaan baik.

Untuk memupuk jiwa tersebut, Agus memiliki tips yang ampuh. Inilah nasihat agar pengusaha bisa meraih sukses:

1. Melihat kesempatan dari situasi baik dan buruk.

"Selalu bisa mempunyai suatu inovasi untuk melakukan suatu pengelolaan sumber daya. Resources itu bisa market resources, human, ekologi," ujar Agus di Jakarta, Sabtu 26 Mei 2012.

Setelah membaca peluang, wirausahawan harus berani untuk mengeksekusinya sehingga mendapatkan capaian atau nilai tambah yang lebih tinggi.

"Kalau istilah Pak Ciputra, enterpreneur itu adalah seorang yang mampu untuk mengubah sampai menjadi emas," tambahnya.

2. Pandai mengelola risiko.

Wirausahawan harus padai dalam mengelola resiko yang akan terjadi pada saat melakukan eksekusi peluang yang ada.

"Untuk itu harus mempunyai karakter yang kuat," ungkapnya.

3. Wirahusahawan harus mampu bangkit.

Pengusaha harus mampu bangkit dari keterpurukan. Setelah mengalami kondisi terburuk, wirausahawan bisa berkembang lebih baik dari sebelumnya.

"Kita itu harus jadi climber, misalnya pengusaha Aceh terjadi tsunami yang mengakibatkan keluarga meninggal dan harta abis. Kita tidak bisa menjadi lemah. Kita harus bangkit. Kita harus bergerak hidup lagi untuk melanjutkan usaha dan menjadi lebih baik," tambahnya.

Agus menjelaskan untuk memiliki jiwa kewirausahawan memang tidak seperti membalikkan kedua telapak tangan. Kemampuan ini harus benar-benar ditanamkan sejak dini.

Menurut Agus, seorang wirausahawan yang berasal dari keluarga pengusaha berpotensi lebih besar untuk sukses dalam kewirausahaan yang dibangunnya.

"Karena  dari kecil sudah dipupuk untuk  pahami lingkungan usaha dan dimatangkan membaca pasar tentang bagaimana menanggung resiko dan berbagai hal lainnya," ucapnya.

Agus mengatakan untuk menjadi wirausahawan yang baik bisa belajar dari institusi-institusi pendidikan yang ada saat ini.

"Karena itu saya sambut baik mendengar bahwa di perguruan tinggi sudah ada pendidikan khusus untuk enterpreneur. Tentu untuk mengasah enterpreneur kedepannya," tandasnya.

Jika dilihat secara umum, jiwa kewirausahaan tidak hanya sebatas  lingkungan usaha. Tapi, bisa juga dalam bidang sosial dan budaya. Bahkan, menurutnya, prinsip-prinsip kewirausahaan dapat pula diterapkan dalam pemerintahan.

"Misalnya penjabat yang enterpreneur, bukan hanya pejabat yang jadi manager. Tetap mereka adalah leader yang mampu melakukan perubahan. Pandai melihat oportunity dan mengeksekusinya," pungkasnya.
sumber

Lima Kunci Sukses Jadi Pengusaha

Banyak orang takut memulai usaha, karena takut gagal atau takut tidak punya modal. Hermas Puspito dari ELC Digital Company mengungkapkan, ada lima poin yang harus Anda lakukan untuk menjadi pengusaha.

Berikut lima langkah yang harus Anda jalankan untuk mulai jadi seorang entrepreneur:

1. Jaringan

Menjadi seorang pengusaha harus mempunyai relasi yang luas dan banyak. "Kita tidak bisa membuka usaha kalau tidak bisa melakukan networking," katanya dalam Entrepreneurship Festival, di Jakarta, Jumat 22 Juni 2012.

Memperbanyak jaringan menjadi sangat penting bagi perluasan usaha Anda. Setiap orang dapat menjadi potensi sebagai konsumen atau bekerja sama dalam mengembangkan bisnis.

2. Persiapan mentalBanyak orang yang takut memulai usaha, ini karena dalam pikirannya sudah tertanam mental takut gagal atau bingung memulai usaha. Ada juga orang yang memiliki mental jika ingin membuka usaha harus memiliki rencana bisnis yang sempurna.

Rencana bisnis diperlukan, namun tidak harus sempurna karena dapat disempurnakan ketika bisnis telah berjalan. Seorang pengusaha harus memiliki mental fokus dan disiplin. Dua hal ini diperlukan untuk menjalankan rencana bisnis yang telah dipersiapkan.

"Kalau mentalnya harus sempurna, kapan mulai bisnisnya?" katanya.

3. ModalModal merupakan salah satu faktor penting dalam memulai bisnis. Banyak orang ingin memulai usaha, namun tak mempunyai modal sehingga tidak jalan. Padahal, untuk memulai usaha bisa dilakukan tanpa modal.

Modal terbagi menjadi tiga, modal sendiri, mencari modal dari investor atau bank, dan modal partnership. Modal sendiri dapat diraih dengan cara menabung, atau bisa juga memulai bisnis sendiri dengan tanpa modal seperi menjadi reseller (pengecer) sebuah barang.

"Reseller itu entrepreneur tahap satu, yang pelan-pelan naik jadi wirausaha sendiri," katanya.

Sedangkan untuk modal dari investor atau bank, dibutuhkan perencanaan bisnis yang baik. Serta modal ketiga adalah partnership, yaitu menggunakan aset yang sudah ada sebagai modal bekerja sama dengan orang lain. "Seperti, memanfaatkan rumah untuk menjual barang yang dititipkan," ujar Hermas.

4. MarketingSeorang pengusaha harus mengetahui kelebihan produk yang membedakan dengan barang sejenis. Setelah itu, dipadukan dengan promosi yang menarik sehingga dapat menarik orang untuk membeli produk. Marketing juga dapat dipadukan dengan networking, sehingga menjadi komunikasi marketing yang terintegrasi.

"Harga dipadu dengan promosi, seperti 50 orang pembeli pertama dapat potongan, atau bisa juga menawarkan produk ke orang-orang yang kita kenal," katanya.

Kehadiran media sosial bisa jadi strategi marketing tersendiri. Ia menjelaskan, kehadiran media sosial dapat digunakan seorang entrepreneur untuk membangun komunitas. Komunitas dapat diarahkan untuk membuat acara yang terkait dengan produknya.

"Media sosial sekarang ini bisa menjadi marketing rendah biaya, bahkan tanpa modal, hanya cukup sambungan internet," katanya. Ia menyarankan bagi pengguna Twitter, jangan hanya berkicau produknya tapi juga memberi informasi yang berguna bagi follower.

5. Mulailah sekarangKeempat langkah tadi tidak akan jalan jika tidak dimulai sekarang. Dalam menjalankan bisnis seorang pengusaha harus terus mengembangkan diri dengan membaca buku dan mendatangi seminar-seminar pengusaha untuk memotivasi diri.

"Jangan lupa mulai rajin berdoa, karena kesuksesan datang dari Tuhan," katanya.

sumber

Kamis, 04 Oktober 2012

Trik Cepat Kaya Ala Menteri Koperasi

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarif Hasan menyatakan tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi, yaitu 6,3 persen di mana 493 ribu merupakan lulusan sarjana. Enterpreneurship merupakan salah satu cara untuk menyerap pengangguran.

Meski angka kemiskinan ini termasuk tinggi,  jika dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Indonesia masih lebih baik. Untuk itu dia mendorong agar masyarakat Indonesia berwirausaha agar dapat menyerap pengangguran.

"Seorang entrepreneur memiliki nilai yang sangat tinggi karena dapat berperan di masyarakat sebagai penyerapan tenaga kerja yang semakin tinggi," kata Syarif dalam Talkshow dan Launching Buku "Cracking Entrepreneurs" milik Rhenald Kasali di Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.

Ia menjelaskan jika ingin kaya, maka jangan menjadi karyawan. "Karyawan kaya pasti akan berhadapan dengan KPK, sedangkan seorang entrepreneurship kaya tidak akan dicurigai karena wirausahawan memiliki pintu rezeki 10," ujarnya.

Pemerintah sendiri telah mencanangkan gerakan entrepreneurship sejak 2 tahun yang lalu. Hasilnya cukup menggembirakan, pada waktu awal gerakan ini dicanangkan jumlah wirausaha baru sekitar 0,18 persen.

"Banyak peluang di hadapan kita dan negara-negara lain sangat menyadari potensi Indonesia," katanya.

Syarif menjelaskan masyarakat sudah mulai menyadari bahwa entrepreneurship telah menjadi prioritas untuk menjadi bangsa yang semakin maju. Hal ini tidak lepas dari peran Guru Besar Ekonomi UI, Rhenald Kasali.

Rhenald, lanjut Syarif, telah menginspirasi generasi muda untuk menggiatkan entrepreneurship. Semangat yang ditunjukkan melalui buku-bukunya menular ke masyarakat Indonesia baik itu akademisi, pemerintah maupun generasi muda.
sumber

8 Kendala dan Solusi Memulai Usaha

Wirausaha pemula biasanya menemui beberapa kendala dalam mengembangkan bisnisnya. Beberapa kendala itu mulai dari urusan sumber daya manusia, pengembangan produk, perencanaan modal, hingga eksekusi.

Kepala Peneliti Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero, menjelaskan, dengan mengetahui kendala, diharapkan wirausaha dapat mengatasi berbagai kendala itu. Poltak membeberkan delapan kendala yang biasa dialami wirausaha.

Berikut daftarnya:

1. Sumber Daya Manusia
Seorang enterpreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk mengembangkan perusahaannya. Untuk itu, seorang enterpreneur harus terus berinvestasi pada manusia untuk membesarkan perusahaan.

Ia mencontohkan PT Astra International Tbk. Astra fokus dalam manajerial sumber daya manusia, sehingga apa pun bisnis Astra, dapat berkembang. "Awalnya, Astra hanya bisnis perakitan mobil. Tapi, sekarang bisnisnya di mana-mana, dari sawit hingga air bersih," kata Poltak dalam Enterpreneur Festival di Jakarta, Jumat 22 Juni 2012.

2. Pengembangan Produk
Poltak menjelaskan, banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan diterjuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan masyarakat. Ia memberi saran agar membuat produk "demand driven", yaitu produk-produk yang dibutuhkan masyarakat.
Poltak mencontohkan bagaimana Hewlett-Packard terus meluncurkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat, karena adanya masukan dan saran dari masyarakat. Pengembangan produk penting untuk keberlangsungan perusahaan.

3. Memetakan Kompetisi
Poltak menyarankan agar setiap calon pengusaha untuk melakukan riset SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana sangat penting bila kompetisi terus terjadi.
Salah satu contoh perusahaan yang tidak melakukan perencanaan yang baik adalah Kodak. "Kodak penemu foto digital pertama dan kuat di fotografi. Namun, karena mereka kuat menjadi tidak waspada disalip kompetitor, sehingga Kodak bangkrut tahun lalu," kata analis pasar modal ini.

4. Permintaan
Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus menentukan siapa yang menjadi prioritas atas produk yang dijual. Penentuan segmentasi ini untuk mengetahui karakteristik pelanggan.
Poltak mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk pelanggan kelas bawah dengan menyediakan barang-barang generik dan dengan harga paling murah. Positioning ini membuat demand Wal-Mart menjadi elastis. Saat
ekonomi bagus, masyarakat kelas bawah belanja di Wal-Mart, dan saat ekonomi sulit, masyarakat kelas atas juga ikut belanja di Wal-Mart.

5. PricingPenentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh seorang yang baru terjun dalam dunia bisnis. Menurut dia, harga yang telah ditentukan harus dapat berubah menyesuaikan situasi perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang terjangkau.
Unilever, lanjutnya, merupakan contoh yang bagus. Produk Unilever sangat kuat di konsumen kelas atas. Namun, dengan strategi brilian, Unilever juga dapat menjangkau kelas bawah dengan membuat kemasan sachet.
"Ketika produk dikecilkan, ternyata margin lebih besar produk normal," katanya.

6. Siklus Penjualan
Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan produknya, apakah tahan lama atau tidak. Enterpreneur juga harus memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran dengan terus berinovasi mengeluarkan produk-produk baru.
Sebagai contoh, Nokia terus mengeluarkan produk baru setiap tujuh bulan, sehingga para pesaing tidak dapat mengejar inovasi yang dilakukan Nokia.

"Sayangnya, masalah Nokia cuma operating system yang tetap bertahan dengan Symbian yang tidak terbuka seperti Android," katanya.

7. Perencanaan modal
Seorang yang berjiwa enterpreneur selalu membuat perencanaan modal dan target. Dengan perencanaan modal yang kuat, para pengusaha terus memutarkan modalnya untuk mengembangkan usaha. "Yang terpenting bagi orang yang berjiwa enterpreneur adalah sukses, berfoya-foya itu nomor sekian, yang penting besar dulu," katanya.

Contohnya adalah General Electric yang terus memutarkan modalnya untuk ekspansi di bisnis yang baru. GE selalu menargetkan bisnis yang baru dimasukinya harus sukses menjadi tiga besar dalam lima tahun.

8. Eksekusi
Ia menjelaskan, eksekusi suatu produk merupakan hal tersulit. Seorang wirausaha harus taat pada jadwal yang telah ditentukan. Selain itu, produk yang akan dieksekusi sudah terbukti dibutuhkan dan orang yang menjadi sasaran produknya dapat menggunakan.

"Bill Gates setiap mau meluncurkan produk berprinsip harus bisa digunakan oleh neneknya. Kalau neneknya tidak bisa menggunakan alat tersebut, harus disempurnakan lagi hingga bisa," katanya.

sumber

Bagaimana Mengelola Bisnis Bersama Pasangan?

Mengelola bisnis bersama pasangan sama dengan mengelola rumah tangga. Keduanya harus disertai komitmen kuat agar dapat dikelola dan berkembang dengan baik.

Pemilik Margaria Group, Dyah Suminar Zudianto, menuturkan, berbisnis harus dapat membagi porsi dengan adil. "Jangan sampai salah satunya justru terabaikan," ujarnya di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu, 30 Juni 2012.

Megaria group memiliki banyak Unit usaha yang tersebar, khususnya di Yogyakarta, mulai dari toko batik, toko busana muslim, hingga bisnis salon dan souvenir khas Yogyakarta. Dyah yang juga istri dari mantan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto ini menjelaskan seorang wirausahawan juga harus dapat menggunakan teknologi informasi dengan baik. Hal itu sangat menunjang untuk mengembangkan bisnis.

Pakar sumber daya manusia dari Magister Manajemen UMY Heru Kurnianto Tjahjono mengataka,n ada lima hal yang perlu ditanamkan untuk meraih sukses dalam berbisnis, terutama bisnis dengan pasangan. Pertama harus terbuka dengan pengalaman orang lain. Kedua, terbuka dalam hal kesepakatan. Ketiga, terbuka terhadap perubahan. Keempat, terbuka pada orang lain, termasuk pasangan. Kelima, terbuka terhadap tekanan yang tengah dialami.

Seorang pebisnis juga harus memiliki konsep yang jelas, kompetensi yang sesuai dan kredibel dalam menangani masalah. Pebisnis juga sebaiknya memiliki jaringan yang luas dan peduli terhadap hal sosial di sekitarnya. "Dengan demikian suatu usaha yang dibangun bersama tadi akan membuahkan hasil yang luar biasa," ujarnya.
sumber

Penyebab Indonesia Tak Punya Banyak Wirausaha

Pakar bisnis Rhenald Kasali menilai metode pendidikan di Indonesia saat ini tidak membangun pola pikir berjiwa wirausaha. Pemerintah harus bisa mematahkan mitos bahwa orang Indonesia tak bisa berbisnis.

Dia menjelaskan sekolah sebenarnya tempat memperbaiki cara berpikir, namun sayangnya sekolah di Indonesia masih mengajar dengan cara menghafal. Seharusnya sekolah mengajarkan bagaimana cara berpikir kreatif dan kritis.

"Siswa harusnya diajarkan berargumentasi, sayangnya di sini saat belajar tangannya dilipat dan percaya apa yang dikatakan guru itu benar," katanya dalam acara Talkshow dan Launching Buku "Cracking Entrepreneurship" karya Rhenald di Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.

Dengan sistem pendidikan seperti sekarang ini membuat masyarakat tidak mempunyai kemandirian yang akhirnya timbul mitos orang Indonesia tak bisa berbisnis. Padahal seorang yang berjiwa entreprenuership harus memiliki jiwa yang kritis dan kreatif.

Sayangnya pendidikan karakter di Indonesia masih belum menemukan kejelasan dan masih sekadar pendidikan kognitif, belum mendidik orang menjadi kreatif.

Ia menjelaskan kenapa kebanyakan pengusaha di Indonesia merupakan warga pendatang, seperti Arab, China, maupun yang lainnya. Hal ini karena mereka semua merantau ke negeri orang, dengan merantau timbul rasa kemandirian.

"Kita ini menggunakan sistem keluarga besar, usia 25 bahkan 40 masih tinggal sama orangtua dengan jaminan sosial keluarga besar," katanya.
sumber

Raup Puluhan Juta dari Bisnis Unggas

Usaha peternakan di sektor informal rupanya tidak boleh dipandang sebelah mata. Usaha rumahan itu ternyata banyak membawa manfaat, di antaranya membantu untuk memperbaiki dan mengangkat perekonomian masyarakat.
Bahkan, tidak sedikit warga yang malah berpaling ke usaha memelihara "rojo koyo" (hewan peliharaan). Ada yang memilih memelihara sapi, kambing, ayam dan jenis unggas, yakni bebek. Itu, salah satu yang dilakoni oleh Slamet Doroini (47).
Bapak dua anak, warga Dukuh Kebuntoro, Kelurahan Kebunduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini pun menceritakan awal mula ia menekuni usahanya memelihara bebek.
"Usaha ini mulai saya lakukan pada 2009. Awalnya hanya 25 ekor, kemudian terus bertambah dan sekarang mencapai 500 ekor. Jenisnya, bebek Mojosari dan Peking," kata Slamet saat berbincang dengan VIVAnews.
Slamet mengaku bahwa dari usaha yang ditekuninya itu, perekonomian keluarganya pun merangkak naik. Ia menyebut, untuk ukuran keluarganya, penghasilan dari beternak bebek lebih dari cukup.
"Rata-rata, dari hasil penjualan telur, saya mendapat keuntungan Rp10 juta setiap bulan," lanjutnya.
Dari penghasilan itu, selain putaran keuangan untuk keperluan ternak yang dikelola tetap lancar, kebutuhan keluarga pun tercukupi, bahkan lebih. Dua anaknya, yang pertama sudah kuliah, dan kedua duduk di bangku SMP. Semuanya dibiayai dari hasil memelihara bebek.
"Biaya untuk pendidikan juga hasil dari memelihara bebek. Termasuk, bisa memberangkatkan kedua orang tua saya pergi haji," kata dia.
Keberhasilan Slamet pun mengilhami warga lainnya di kota yang masyhur dengan keberadaan makam Presiden Pertama RI Soekarno tersebut.
Saat ini, hampir di semua desa, banyak warga yang menjalani usaha beternak bebek. Jumlahnya mencapai tiga ribu lebih kepala keluarga.
Tentang keberhasilan itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Masduki, mengatakan bahwa potensi besar ternak bebek dan ayam petelur membuat ekonomi warganya membaik dan berkecukupan.
Telur bebek, telur ayam, dan dagingnya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, melainkan daerah lain di Jatim, bahkan hingga ke luar provinsi.
"Setiap hari, hasilnya bisa 500 ton telur ayam dan bebek. Sepuluh persen untuk kebutuhan lokal, sisanya terserap ke sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Jawa Tengah, Bali dan Papua," ujar Masduki.
Blitar Pemasok Tetap Ayam Potong
Selain bebek, yang juga membanggakan dari bisnis masyarakat Blitar adalah ayam potong. Blitar menjadi pemasok tetap ayam potong untuk memenuhi kebutuhan gerai McDonald's dan fried chicken di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur.
Salah satu peternak ayam potong yang menikmati itu adalah Hidayaturrohman (42), warga Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Hidayat adalah penerus usaha orangtuanya. Ia menuturkan, usaha warisan itu mulai menapaki kejayaan saat masuk tahun 1987, dan sampai sekarang dipercaya menjadi penyuplai kebutuhan ayam di gerai makanan bergengsi itu. Peliharaan ayam kini mencapai 15 juta ekor.
Awalnya, Blitar termasuk daerah tertinggal, hanya pertanian dan perkebunan yang menjadi penopang hidup warga. Tanahnya yang kurang subur, memunculkan keinginan beternak sebagai alternatif usaha.
Dari data yang ada, rata-rata pada tiap kecamatan, populasinya mencapai lebih dari 30 juta ekor ayam petelur.
Usaha ayam petelur dan pedaging milik Hidayat, awalnya dimulai oleh orang tuanya. Sebagai peternak pemula, saat itu berbagai kesulitan pun muncul. Mulai dari pemasaran hasil panen, hingga penyediaan bibit termasuk buangan kotoran.
Namun, seiring berjalannya waktu, kesulitan itu bisa teratasi. Pemasaran pun tersalur, bibit terpenuhi dan kotoran bisa diolah menjadi pupuk.
Kesulitan pengadaan pakan pun terjawab. Semangat petani sekitar mulai terpacu. Mereka menanam jagung dan singkong, yang awalnya tidak diminati.
Itu terjawab setelah pemerintah provinsi memberikan sumbangan mesin pengolah pakan. Alat seharga Rp50 juta itu dipastikan menjadi penyemangat menapaki usaha peternakan.
"Industri terkait kemudian tumbuh di Blitar. Mulai pabrik pencampuran pakan, juga cabang dari hampir semua pabrik obat ternak terus menjamur," kata Masduki.
Buah kerja keras masyarakat Blitar, khususnya yang menekuni usaha peternakan pun dilihat Pemprov Jatim. Puncaknya, sejumlah nama akan mendapat penghargaan. Itu diberikan pada 12 Oktober 2012, bersamaan dengan HUT Provinsi Jawa Timur.

sumber

Pilih Jadi PNS, RI Kekurangan Wirausahawan

Bank Indonesia mengungkapkan bahwa indikator tingkat kewirausahaan di Indonesia masih rendah. Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di dalam negeri.
Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, menjelaskan bahwa saat ini, tingkat kewirausahaan Indonesia relatif rendah yakni sekitar 1,56 persen dari jumlah penduduk. Angka ini lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura yang memiliki tingkat kewirausahaan di atas empat persen dari jumlah penduduk negara-negara itu.
"Negara-negara tersebut maju dan memiliki tingkat kewirausahaan yang tinggi, sehingga pertumbuhan ekonominya relatif lebih berkualitas," kata Halim di Gedung BI Jakarta, Senin 3 September 2012.
Menurut Halim, salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kewirausahaan di Indonesia, karena rendahnya tingkat entrepreneurship. Kondisi itu bisa digambarkan melalui antrean panjang pelamar lowongan kerja pegawai negeri sipil (PNS), meski jumlah lowongannya relatif terbatas.
"Hal yang sama juga terjadi di BI pada tahun ini. Untuk penerimaan pegawai level asisten manajer dengan jumlah lowongan sebanyak 150 orang, namun pelamarnya mencapai lebih dari 100 ribu orang," ujarnya.
Halim melanjutkan, kondisi ini mengindikasikan bahwa lulusan perguruan tinggi cenderung memilih sebagai pencari kerja daripada pencipta lapangan pekerjaan. Hal tersebut mungkin disebabkan sistem pendidikan yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini berfokus pada penyiapan mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan.
Sementara itu, pengusaha Ciputra juga mengatakan bahwa Indonesia memerlukan sedikitnya empat juta pengusaha untuk bisa mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di Tanah Air.
"Kemunculan para pengusaha otomatis membuka peluang adanya lapangan pekerjaan. Semakin banyak lapangan kerja, semakin mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan di Indonesia," kata Ciputra.
Sumber

Laila Asri, Kisah Sukses Wanita Wirausaha


Do what you love and love what you do! Pesan ini terus melecut Laila Asri mengembangkan minatnya di bidang perawatan tubuh. Tak mau sekadar menjadi penikmat, ia memberanikan diri memproduksi produk-produk perawatan tubuh berkualitas: Pourvous.

Wanita asal Surabaya itu memulainya dengan industri rumahan lima tahun silam. Ia terinspirasi sebuah artikel yang menyebut Indonesia memiliki 100 persen bahan baku yang digunakan industri kecantikan, namun hanya berjaya di pasar ekspor bahan baku itu sendiri.

"Sementara produk jadinya malah harus impor. Kami lalu berpikir kenapa tidak mencoba membuat produk sendiri yang berkualitas. Kami padukan bahan baku alami dengan kualitas halal," ujar wanita yang meraih sejumlah penghargaan sebagai wanita wirausaha itu.

Laila mengedepankan konsep Six Free, produk yang bebas dari enam bahan yang berakibat kurang baik bagi kulit dan kesehatan: Paraben, Lanolin, Para Amino Benzoic Acid (PABA), Methanol Fragrance, Synthetic Colour, dan Sodium Lauryl/ Laureth Sukphate (SLS/SLES).

Paraben merupakan bahan kimia berbahaya yang dapat memicu kanker, gangguan hormon, dan memengaruhi perkembangan janin. Sejumlah produk biasanya mencantumkan kandungan ini dengan sejumlah sebutan: Methyl Paraben, Propyl Paraben, atau Butyl Paraben.

Lanolin merupakan kandungan pelembab sintetis dari hewan yang dapat memicu noda pada kulit. PABA yang bekerja sebagai anti-ultraviolet juga berpotensi meningkatkan risiko kanker dan alergi.

Methanol Fragrance yang bekerja sebagai deodorant dikhawatirkan mengganggu sistem jaringan dan saraf. Synthetic Colour yang mengandung karsinogen juga dapat memicu iritasi kulit dan alergi. Demikian juga SLS/SLES, deterjen yang banyak terkandung di sabun.

Pasar Penderita Kanker
Idealisme memasarkan produk sehat dan ramah lingkungan, jelas bukan tanpa konsekuensi. Selain harga mahal, ia juga harus bekerja keras mengedukasi konsumen yang kebanyakan masih belum sadar dengan kandungan zat berbahaya dalam sejumlah produk.

"Sekitar 20 persen pasar kami pasien kanker, yang mayoritas sudah cukup paham dengan bahaya bahan kimia berbahaya dalam produk kecantikan, tapi bukan berarti ini produk khusus penderita kanker," ujarnya.

Lewat kerja keras selama lima tahun belakangan, angka penjualan Pourvous menunjukkan grafik sangat positif. Selain pasar dalam negeri, ia juga memasarkan produknya di sejumlah pameran internasinal. Belakangan, bahkan sudah mulai merambah pasar ekspor ke Jerman.

Komitmennya terhadap halal-natural bodycare paraben free mendatangkan sejumlah penghargaan seperti Wanita Wirausaha Femina 2008 dan Ernst & Young Enterpreneurial Winning Woman 2010.

Awal tahun ini, ia juga terpilih bersama delapan wanita wirausaha lain asal Indonesia untuk mengikuti program 10.000 Women Enterprenership Partnership Global Cohort yang diadakan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Goldman Sachs di Thunderbird University.

sumber

Sisi Positif Menjadi Perempuan Wirausaha


SAAT ditanya mengenai karier dan pekerjaan, pastilah mereka yang memiliki karir dan kerja di tempat poluler akan sumringah. Namun, jangan salah, sebenarnya, berwirausaha juga memiliki kebanggan tersendiri.

Bagi ibu rumah tangga, sepertinya pilihan bisnis dengan berwirausaha bisa menjadi solusi tepat untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Berikut 4 keunggulan yang dimiliki oleh perempuan wirausaha.

1. Memiliki fleksibilitas dalam waktu: berwirausaha pastinya memiliki waktu yang fleksibel dibanding Anda harus bekerja di kantoran. Ini menjadi keuntungan bagi Anda yang telah memiliki keluarga dan anak.

2. Membuka kesempatan kerja: bukan tidak mungkin jika usaha yang Anda dirikan sudah berkembang, Anda akan membutuhkan beberapa relasi untuk dijadikan pegawai. Dengan begitu, Anda telah membuka lapangan pekerjaan lewat bisnis Anda.

3. Menyalurkan hobi dan mengembangkan wawasan: yang lebih menyenangkan adalah ketika Anda mendapat penghasilan dari bisnis yang Anda jalankan. Dengan begitu Anda akan lebih bersemangat untuk mengembangkan usaha, selain itu wawasan juga akan semakin luas.

4. Memiliki pandapatan sendiri: hal yang menyenangkan juga ketika Anda bisa membantu perekonomian keluarga. Simpanlah sebagian keuntungan untuk tabungan pendidikan anak. Tidak ada salahnya membantu suami untuk menyiasati kebutuhan di masa yang akan datang lewat penghasilan Anda. (*/OL-06)

sumber

Wirausaha Kunci Negara Maju

Wirausaha menjadi kunci dari kegiatan ekonomi suatu bangsa. Pasalnya, masyarakat yang berwirausahaa menggerakan perekonomian negara tersebut.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa ketika membuka seleksi calon pengusaha muda bersama PAN di Jakarta, Minggu (15/4). Menurutnya, Amerika Serikat dan Singapura menjadi negara maju karena kegiatan wirausaha memiliki porsi besar di negara tersebut. Bahkan, Malaysia memiliki persentase 6% wirausaha dari seluruh penduduknya.

"Bahkan, negara yang dulu komunis kini mendorong pemudanya untuk berwirausaha. Negara Indonesia akan jadi negara maju kalau masyarakatnya paling sedikit 2% adalah wirausaha. Jadi sangat jelas kenapa program wirausaha sangat penting bahkan jadi kunci sebuah negara untuk jadi negara besar," ujar Hatta.

Akan tetapi, kondisi saat ini jumlah wirausaha Indonesia belum sampai 2% dari total 241 juta penduduk Indonesia. Padahal, dengan demografi populasi yang didominasi penduduk usia produktif,mereka memiliki potensi besar dalam berwirausaha.

Dituturkanya, dengan demografi seperti ini dalam 30 tahun ke depan Indonesia dapat menyaingi negara maju seperti AS dan Eropa yang saat ini penduduknya sudah memasuki usia tidak produktif dan membuat negara terbebani biaya pensiun.

"Kita double bonus demography, dengan usia 20 tahun, sangat produktif. Kalau tanpa dicerahkan tidak akan timbulkan efek daya dorong yang kuat bagi bangsa. Maka dari itu manusia-manusia Indonesia yang produktif harus didorong dengan pengetahuan yang kuat sehingga jadi knowledge society," jelas Hatta.

Karena itu, ia menganggap program kewirausahaan sangat penting. Pasalnya, wirausaha adalah prinsip usaha yang selalu ingin menciptakan nilai tambah dari yang ada. Keberadaan mereka, lanjutnya, bisa memberi solusi bagi orang lain.

"Kita masih kurang dari 2%, masih perlu jutaan untuk jadi wirausaha, diatih untuk jadi inovator, jadi pengusaha kreatif dan besar," tutur Hatta. (AI/OL-10)
sumber

Mulai Berwirausaha dengan Sikap Mental Berbeda


Ketika seseorang mulai berbisnis, tentu banyak ketakutan dan kendala yang dihadapi. Takut kehilangan kemapanan sebagai pegawai, yang sudah pasti terima gaji pada setiap bulan, takut kehilangan fasilitas dari kantor, hingga takut tidak dapat memenuhi kehidupan keluarga.

“Sebenarnya yang paling membuat orang tidak berdaya adalah mental,” ujar motivator dan wirausahawan Tung Desem Waringin.

Sikap mental ini sangat terkait erat dengan masa lalu seseorang. Dia bercerita, ada pegawai negeri yang sebenarnya hendak memulai berwirausaha, tetapi tidak berani memulainya. Selidik punya selidik, ayahnya yang pegawai pernah berwirausaha tetapi ditipu mitra bisnisnya dan akhirnya bangkrut. Sejak saat itu ayahnya mengatakan bahwa berwirausaha itu penuh risiko dan tidak menyenangkan, lebih baik menjadi pegawai karena akan menerima gaji tetap.
“Apa yang dia dengar, dia lihat dan dia rasakan sangat melekat pada benaknya. Sikap mental ini selalu menghambat dia untuk melangkah menjadi wirausahawan. Bagaimanapun dia mengikuti pelatihan, tidak akan membuatnya menjadi berubah menjadi wirausahawan sebelum hambatan mental itu dibongkar,” kata Tung lagi.

Bagaimana membongkar sikap mental ini ? Perubahan memang memerlukan proses. Proses ini berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. “Tetapi, perubahan itu akan terjadi jika ada alasan yang sangat kuat,” kata Tung.

Berbincang dengan diri sendiri
Perbincangan dengan diri sendiri (self talk) juga berpengaruh terhadap sikap mental seseorang. Jika salah mengarahkan, akan menjadi negatif dan malahan membuat tembok halangan menjadi lebih tebal lagi.

Pertanyaan seperti “Bagaimana kalau berusaha lalu bangkrut ?” itu merupakan pertanyaan yang biasa diajukan ketika seseorang mau berwirausaha. Pertanyaan ini dapat diubah menjadi “Apa ruginya jika tidak memulai bisnis dari sekarang ?” atau “Apa untungnya jika memulai bisnis dari sekarang ?” “Itu bisa dijawab, kalau memulai dari sekarang, jika bisnis gagal maka masih ada waktu untuk memperbaikinya, keuntungannya, jika bisnis berhasil, kesempatan untuk menikmatinya juga lebih panjang,” kata Tung yang juga pernah menutup beberapa bisnisnya karena prospeknya tidak baik.

Dia juga menekankan, sesama wirausahawan sebaiknya tidak menganggap wirausaha lain sebagai saingan yang harus dijegal. Sebaliknya, wirausaha lain harus dirangkul dan diajak bekerja sama untuk bersama-sama maju.

“Kesalahan yang sering saya amati adalah para wirausahawan ingin cepat mendapatkan untung dalam jangka pendek. Padahal, berusaha itu merupakan proses dan harus dilihat dalam jangka panjang. Orang yang sukses berbisnis mampu melihat keuntungan jangka panjang ketimbang jangka pendek,” kata Tung lagi.

Sumber

Bermimpilah, Lalu Wujudkan


Jika 23 tahun lalu Anda pergi ke kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Anda tidak akan pernah membayangkan wilayah itu bisa berkembang pesat. Cikarang kini sangat modern setelah Jababeka lahir tahun 1989 dan membangun sebuah kota modern, terencana, serta berkelas dunia.
Adalah Setyono Djuandi Darmono (61) yang menjadi tokoh sentral yang mengubah wajah Cikarang. Dia yang memiliki mimpi luar biasa besar dan mampu mewujudkannya.
Apabila melihat potret-potret tua kawasan Cikarang, sangat jelas terlihat Cikarang bukanlah kawasan layak huni. Warga di kawasan itu hidup dari membuat bata dari tanah liat atau sering disebut sebagai lio. Kawasan itu kumuh dan gersang. Namun, Pemerintah Daerah Jawa Barat telah menetapkan kawasan itu akan dijadikan sentral industri karena saat itu pembangunan jalan tol Cikampek sudah sampai wilayah Cikarang.
Wilayah ini jauh lebih mempunyai potensi ketimbang Tangerang atau Cileungsi dari segi akses. Namun, mengubah kawasan ini tentu membutuhkan modal tidak sedikit. Pemerintah tidak mempunyai uang. Pada saat yang sama, Darmono sedang mencari lahan yang bisa dia bangun. Waktu itu, Darmono baru delapan tahun terjun ke dunia properti. Sebelumnya dia adalah kepala pemasaran bahan kimia tekstil. Setelah melihat ada kesempatan untuk terjun ke properti, dia bersama beberapa kawan membangun hunian seluas 15 hektar, yakni Bumi Bintaro Permai. Dari sini, Darmono berpikir harus mencari properti yang tidak banyak saingan. Caranya, menjual properti yang berorientasi ekspor.
Properti berorientasi ekspor maksudnya seperti apa?
Bisnis properti itu sangat menarik. Keuntungannya bisa lima kali lipat. Akan lebih terasa keuntungannya jika properti itu bisa menghasilkan devisa, jadi harus dijual ke orang asing. Waktu itu momentumnya sangat tepat. Banyak investor asing masuk ke Indonesia karena pertumbuhan di Indonesia yang mencapai 7 persen. Ada yang menyebut Indonesia sebagai The New Tiger from Asia. Mereka membutuhkan lahan untuk membangun pabrik di Indonesia. Mereka memilih Indonesia karena upah buruh juga masih lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Properti yang cocok adalah kawasan industri. namun, tidak mudah membangun kawasan industri saat itu karena belum ada swasta yang melakukan itu. Aturan hukumnya juga belum ada. Akhirnya kami bersama pemerintah mempersiapkan payung hukum yang kemudian berlaku hingga kini. Kami yang jadi pionir untuk itu. Ini unik Indonesia karena setelah itu negara-negara lain, seperti China, Malaysia, dan India, meniru. Karena kawasan industri ini akan dijual ke orang asing, infrastruktur harus bagus.
Melihat kondisi Cikarang yang masih sangat terbelakang, sementara Anda ingin membangun kawasan industri yang sangat modern, langkah apa yang diambil pertama kali?
Saya menerima semua orang yang mau bekerja di sini. Siapa saja, baik orang belum berpengalaman maupun orang buangan. Jika mau bekerja di sini, saya terima. Yang penting dia punya kemauan dan karakter bagus. Saya beri gaji besar, saya beri penghargaan, dan saya motivasi terus-menerus. Soalnya, saya tahu pekerjaan yang mereka hadapi itu berat sekali. Bayangkan saja, tempat yang tidak ada apa-apanya, mau cari makan susah, mau buang air susah, tidak ada jalan, dan harus diubah menjadi tempat yang bisa dijual dalam dollar AS. Ini bukan hal yang mudah untuk diwujudkan.
Namun menurut saya, ketika seseorang diletakkan di tempat yang tidak enak, ada suatu kekuatan di dalam diri yang akan bangkit untuk mengatasi masalah. Ini yang saya coba bangkitkan dari dalam diri anak buah.
Anak buah tidak ada yang mengeluh?
Mereka tidak punya pilihan. Mereka harus bekerja di tempat yang tidak enak. Namun, mereka punya semangat tinggi karena diperlakukan dengan baik. Mereka jadi terpacu maju. Saya tantang bagaimana mereka bekerja seolah-olah perusahaan ini milik mereka. Think like the owner. Itu saya lakukan sampai sekarang. Dengan umur saya sekarang, ibaratnya kaki saya sudah separuh berada di kuburan. Oleh karena itu, saya tantang mereka untuk menggantikan saya. Ini cara yang sama ketika saya membangun Tanjung Lesung dan nanti membangun Morotai.
Wah, spesialisasi Anda ”membabat hutan” ya?
Memang ada yang bilang begitu. Tanjung Lesung dan Morotai kondisinya tidak berbeda dengan Cikarang dulu. Istri saya saja sampai bertanya, bapak mau ngapain di Morotai. Namun, saya jalan saja. Ini permintaan negara. Pemerintah meminta saya membangun kedua kawasan itu menjadi destinasi wisata internasional. Awalnya saya juga belum tahu mau diapakan. Akan tetapi, rekan saya yang membangun Jababeka ini, Hadi Rahardja, bilang ayo jalan saja.
Kondisi Tanjung Lesung seperti apa sekarang?
Alam Tanjung Lesung itu sangat indah. Karena dia berbentuk peninsula, pada pagi hari kita bisa melihat matahari terbit. Sore hari kita melihat matahari terbenam. Malam hari bisa menyaksikan kembang api yang keluar dari anak Gunung Krakatau. Belum lagi di sana dekat Ujung Kulon sehingga bisa melihat badak bercula satu. Kampung suku Badui yang masih sangat tradisional juga di sana. Sebagai destinasi wisata, tempat ini sangat bagus. Namun akan lebih bagus jika dijual ke wisatawan asing, bukan wisatawan lokal. Hasil yang diperoleh untuk pembangunan di kawasan Banten selatan yang jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain. Mimpinya, di sana nanti ada banyak jaringan hotel bintang lima, lapangan golf standar internasional, dan lapangan terbang yang bisa menampung pesawat berbadan besar dari Jepang dan Korea. Kami juga ingin membangun perumahan untuk para pensiunan dari Jepang. Di Jepang, pensiunan itu dibuang. Padahal, mereka masih bisa bekerja. Jadi, kita manfaatkan mereka untuk tinggal di sini sambil mengajar bahasa Jepang dan mesin kepada warga sekitar.

sumber

Markus, Anak Tukang Gado-gado yang Juragan Pabrik


Kemauan untuk belajar dan total memanfaatkan kesempatan menjadi kunci kesuksesan Markus Maturo dalam menjalankan bisnis. Mengawali karier dari nol sebagai seorang salesman, kini Markus telah menjadi juragan enam pabrik.

Mengalir bak air di sungai. Itu gambaran perjalanan karier Markus Maturo, pemilik Adyawinsa Group. Meski tidak pernah bermimpi menjadi pengusaha, ternyata, saat ini dia sukses berbisnis dengan memiliki sedikitnya enam pabrik.

Lewat bendera Adyawinsa Group, Markus mengelola usaha di bidang otomotif dan nonotomotif. Di bidang otomotif, dia memiliki empat pabrik, yakni dua pabrik stamping bernama PT Adyawinsa Dinamika Karawang dan PT Adyawinsa Stamping Industries, satu pabrik pengolahan plastik bernama PT Adyawinsa Plastic Industries Karawang, dan satu pabrik interior mobil Adyawinsa New World Autoliner yang beroperasi di Thailand.

Di luar otomotif, Markus memiliki dua pabrik. Satu pabrik bergerak di bidang telekomunikasi bernama PT Adyawinsa Telecommunication & Electrical dan satu pabrik di bidang solar panel bernama PT Adyawinsa Electrica & Power.

Sedikitnya, ada 65 perusahaan yang sudah bermitra dengan Adyawinsa Group. Antara lain Suzuki, Daihatsu, General Motor Indonesia, Mitsubishi, Toyota, Meiwa Indonesia, Sharp, Philips,Toshiba, Panasonic, Telkom Indonesia, Spinner, Indosat, Ericsson, Huawei, dan SCS Agit.

Melihat luasnya bidang usaha Adyawinsa Group, mungkin Anda mengira ini kelompok usaha milik keluarga konglomerat. Salah. Adyawinsa Group bukan warisan keluarga. Markus sendiri yang membangun grup usaha ini dari nol. Selulus dari Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI) Solo, Jawa Tengah, pada 1991, dia bekerja sebagai kepala proyek di perusahaan konstruksi. “Orang tua mau membiayai saya kalau saya kuliah di ATMI,” kata anak penjual gado-gado ini.

Markus hanya bekerja di Solo selama enam bulan. Sebab, ia diminta untuk bergabung di perusahaan sang kakak bernama PT Enceha Pacific yang saat itu bergerak di bidang perdagangan epoxy tooling. “Saya jadi tenaga penjual,” kenangnya.

Selama menjadi salesman, Markus sering berinteraksi dengan perusahaan komponen otomotif. Hingga pada suatu hari, dia bertandang ke satu pelanggan: Inoac Indonesia, perusahaan yang memproduksi jok dan interior mobil. “Engineer Inoac sedang pusing saat itu karena komponen stay headrest pesanan Toyota banyak yang direjek,” tutur suami dari Ariyanti Koswara ini.

Inoac pun menawari Markus memproduksi komponen tersebut. Karena merasa tidak memiliki peralatan produksi, ia menanyakan alamat pemasok stay headrest yang ada di Tangerang dan Cibubur. “Saya pun membeli 10 biji di Cibubur,” kenang lelaki kelahiran Kroya, Jawa Tengah, 2 Maret 1970 ini.
Hanya mengamplas

Komponen yang Markus beli memang seret ketika dimasukkan ke stoper. Dia pun berinisiatif untuk mengampelasnya. “Mereka puas. Order pun ditambah menjadi 100 biji. Saya masih ampelas sendiri. Hingga akhirnya, mereka pre-order hingga 1.000 biji,” katanya. Markus lantas merekrut pengangguran di sekeliling rumahnya. Sembari memenuhi order, dia tetap bekerja di perusahaan sang kakak.

Ketika order meningkat hingga 10.000 biji, mau tidak mau, Markus harus meningkatkan produksi. Tahun 1994, bermodal Rp 25,7 juta, dia membeli beberapa mesin pres dan mesin bubut. “Karena sudah ada karyawan, saya keluar dari pekerjaan sebagai sales,” kata Markus yang memulai usahanya di garasi berukuran 120 meter persegi (m²) milik sang kakak.

Tahun 1995, Mitsubishi memesan beberapa komponen untuk mobil keluaran baru mereka, yaitu Mitsubishi Kuda. “Awalnya mereka ragu dengan lokasi usaha saya yang dekat pemukiman warga. Mereka minta saya pindah ke kawasan industri,” katanya.

Mitsubishi pun memberikan order dan uang muka yang oleh Markus dipakai untuk membeli lahan seluas 1.400 m² di Jababeka. “Proses pembangunan pabrik butuh waktu 18 bulan. Selama itu, saya tetap produksi di garasi,” katanya. Tahun 1996, orderan datang lagi dari General Motor yang akan meluncurkan Opel Blazer, mereka meminta dibuatkan cover engine.

Usaha Markus terus berkembang, komponen otomotif yang dia produksi pun semakin banyak. Hingga, akhirnya, dia mendapatkan order dari Philips untuk memproduksi komponen rumah lampu (armatur). “Mesin yang kami miliki itu bersifat universal. Bisa untuk komponen otomotif maupun non otomotif,” jelasnya.

Bisnis Markus makin luas. Dia juga merambah dunia telekomunikasi dengan memasok komponen base transceiver station (BTS).

Seiring berkembangnya jenis produk dan meningkatnya pesanan, sampai sekarang Markus terus menambah pabrik. “Sejak tahun 2007, dalam setahun, minimal ada penambahan satu pabrik,” tuturnya. Tahun ini, dia akan menambah satu pabrik dan tahun depan akan menambah dua pabrik lagi.

Sumber