Minggu, 03 April 2011

LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI

Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu kebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)

bersabda Nabi dari Abu Hurairah,“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)


Rahasia Medis

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras kedasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!


Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.

Dr. brahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupkan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.

Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus –menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali ke pada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang tidak mendapat hidayah Islam.

etika berdo'a

Coba bayangkan seandainya tiba-tiba ada orang mendatangi anda, dan langsung meminta uang dengan cara yang tidak sopan… Dia tidak kulo nuwun, tidak memanggil nama anda dengan santun, tidak memiliki tata krama… Bagaimana perasaan anda? Iba atau empet?
Nah, jika anda sadar betul akan jawaban pertanyaan di atas, andapun pasti yakin bahwa anda tidak boleh bergaya preman kampung macam itu kepada orang lain! Setuju, juragan? :)
Apalagi kepada Allah…. tentu sangat tidak boleh!
Berlaku sopanlah dalam meminta kepada Allah! Sebutlah nama-Nya dengan santun, gunakan tata krama yang baik.  Jangan langsung to the point meminta. Mengapa doa kita tumpul? Salah satunya karena tingkah kita sendiri yang tidak beradab dalam meminta.
Mari perbaiki cara berdoa kita agar lebih maqbul. Lantas, bagaimana tata cara berdoa yang baik berdasarkan Al Quran dan hadits? Inilah jawabannya:
1. Mulailah dengan basmalah
2. Memuji Allah
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya” (An Nashr:3). Dalam ayat ini, Allah memberikan petunjuk agar kita memuji-Nya sebelum menyampaikan maksud doa yang kita panjatkan. Memuji Allah ialah dengan mungucapkan “Alhamdu lillaahi robbil aalamiin” (segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), atau dengan redaksi lainnya.
3. Bershalawat untuk Nabi
Dari Annas bin Malik: “Tidaklah seseorang berdoa, kecuali antara dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada nabi”.
Jadi, bershalawat kepada Nabi sangat penting untuk membuka hijab (tirai) agar doa kita sampai pada Allah azza wa jalla. Bershalawat atas Nabi misalnya membaca “Allahumma shalli ala sayyidinaa Muhammad” atau dengan redaksi lain yang lebih lengkap.
4. Sebutlah nama-Nya dengan santun (dengan asmaul husna)
“Dan Allah memiliki asmaul husna, maka berdoalah dengan menyebut asmaa-ul husna itu “(QS Al Araf : 180).
Contoh membaca asmaul husna dalam berdoa:
  • Ya Allah, ya ROZAK berilah kami rizki yang halal
  • Ya GHOFUR… ampunilah kami
  • Robbanaa innaka anta SAMIIUL ‘ALIIM watub alaina innaka anta TAWWAABU RAHIIM
5. Menyebutkan maksud yang diminta
Point ke-5 ini adalah inti dari doa (permintaan) kita
6. Tutup doa dengan shalawat Nabi, memuji Allah, dan Amin
Washallallahu ala sayyidinaa Muhammadin, walhamdulillaahi rabbil aalamiin. Amin.
Contoh redaksi doa singkat berdasarkan urutan poin-poin di atas:
(1) Bissmillahirrahmaanirrohiim
(2) Alhamdulillahi robbil aalamiin
(3) Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad
(4) Ya Allah ya ROZAK
(5) Hari ini saya mau berdagang, berilah kami rizki yang halal dan melimpah
(6) Washallallahi ala sayyidina Muhammad, walhamdulillaahi rabbil aalamiin
. Amin.
Poin (5) sebaiknya menggunakan doa yang ma’tsur, yaitu doa yang ada dalam Al Quran atau doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, misalnya:
Rabbij’alnii muqiima shalaati wamin dzurriyaatii (QS Ibrahim). Ya Allah jadikanlah saya dan keturunan saya sebagai orang yang dapat menegakkan shalat.
Allahummakfinii bihalaallika an haraamika wa aghninii bi fadhlika ‘amman siwaak (HR Tirmidzi). Ya Allah berilah saya rizki yang halal, bukan yang haram. Dan kekayaan (rizki yang melimpah) yang Engkau ridhai, bukan yang engkau murkai.
Mari meminta kepada Allah dengan tata cara berdo'a yang baik.

sumber : http://www.akhmadtefur.com/

Ziarah WALI Perlukah?

kita mengenal islam itu di akui atau tidak, maka tak lepas dari usaha para wali di jawa, indonesia umumnya, itu ngakui, atau tidak memang kenyataanya begitu, sama kita ngenal islam itu, di akui atau tidak, adalah juga atas jasa nabi muhammad, dengan jasa dari orang tersebut, pantas nggak kalau kita sama sekali tidak mengucapkan terima kasih, kalau menurutku itu ndak pantas, karena man lamyaskurinnasa fahua lam yaskurilloh, siapa yang tidak berterima kasih pada manusia maka dia tidak bersukur pada Alloh, nah ziarah para wali itu cuma sekedar rasa terima kasih kita pada perjuangan mereka, ya kalau mereka masih hidup, maka kita bawakan aneka jajanan, tapi karena mereka sudah meninggal, dan ndak butuh jajanan, maka ki ziarahi mkam mereka, maka orang yang berangkat haji juga, sunnah ziarah ke mkam rasululloh dan para sahabat, juga para pejuang muslim lainnya di gunung uhud, setidaknya kita tau dirilah, islam kita itu lewat siapa.?
wali itu ndak butuh di doakan, innalloha wamalaikatahu yusolluna ala nabiy, ya aiyuhaladzina amanu sollu alaihi wasallimu taslima, sebenarnya Alloh dan para nabi itu membacakan doa kesejahteraan pada nabi, wahai orang yang beriman, doakan kesejahteraan dan keselamatan kepadanya, nah dalam tanya kamu, aku akan tanya, kalau cuma wali kan tinggian nabi, kalau terjaganya jelas lebih terjaga nabi, kalau ndak berbuat dosanya dan kesolehannya, jelas solehan nabi, dan kalau di bilang ndak butuh segala macam doa, maka lebih ndak butuh nabi, lalu apa alasannya sampai Alloh sendiri mendoakan, lalu para malaikat juga mendoakan, lalu para orang yang merasa punya iman, di perintah mendoakan? kalau menurut sepengetahuanku, doa, mendoakan, itu tak di lihat dari butuh apa nggak, butuh berdoa, ndak butuh ndak berdoa, kayak mau nambal ban sepeda yang bocor saja, tapi berdoa pda Alloh itu kalau menurutku, di dasari ketaatan

sumber : http://al-makwa.blogspot.com/

Dimanakah letak NIAT dalam Sholat ?

sholat secara fiqih/hukum fiqih, niat itu fi qolbi, tempatnya dalam hati, waktunya fi awali juz'in, /di permulaan perbuatan, la dalam sholat awal perbuatan itu takbirotul ikhrom,, jadi tempat niat dalam hati, bukan di ucapkan dan waktunya di waktu sedang melakukan takbirotul ikhrom, jadi lisan bilang alloh dari allohu akbar tangan ngangkat, hati bilang usholi, lisan bilang bar, dari allohu akbar, dan tangan sendekap. maka hati mengucapkan la dari lillahi taala, jadi tak boleh kurang tak boleh lebih, itu hukum fiqih, jadi kalau ndak kayak gitu, secara fiqih maka ndak sah, itu masih kulitnya sholat, atau permulaanya aja, baru permulaanya saja sudah agak berat, maka Alloh mengatakan, sesungguhnya sholat itu berat, kecuali bagi orang yang khusuk, sholat di bilang berat itu sholat yang ada ruhnya, yang bisa menjadikan manusianya yang melakukan sholat, menjadikan sholatnya tnha anil fakhsa'i walmungkar, bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,